NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Zettai Ni Ore O Hitorijime Shitai 6-ri No Mein Hiroin Season 1. Sate, Dare Kara Furou Ka? - Volume 1 - Chapter 2.1 [IND]

 


Translator: Qirin.

Editor: Rion.

Chapter 2 - Enam Heroine Utama yang Ingin Mengklaimku Untuk Diri Mereka Sendiri (part 1)



 Di depan mataku terhampar lorong dengan karpet berwarna merah muda.

Melihat ke belakang, di balik dinding kaca, aku dapat melihat pemandangan Kota Tokyo dengan jelas.

Terletak di Minato, Tokyo, menara megah "Roppongi Sky Tower" menjulang di tengah-tengah Roppongi. Menara setinggi 66 lantai ini selesai dibangun pada 6 Juni bulan lalu, mengambil nama dari lingkungan Roppongi dan merupakan gedung pencakar langit mewah.

Meskipun artikel Surat kabar mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan ternama berlomba-lomba untuk mendapatkan hak sewanya, namun masih menjadi misteri siapa yang membeli atap dan enam lantai teratas, dari lantai 61 hingga 66.


TL/N: 

Roppongi adalah distrik hiburan ramai yang menjadi tempat berkumpulnya warga setempat dan turis di bar yang sibuk saat larut malam. Saat siang hari, kompleks pencakar langit Roppongi Hills yang luas menarik minat pengunjung ke dek observasi, butik mode desainer, dan museum Seni Mori. Distrik Minato-ku: adalah salah satu dari 23 distrik istimewa yang terletak di Tokyo Tenggara


Namun demikian, tampaknya aku sudah mengetahui kebenarannya.......

"Apakah ini berarti perusahaan ibu ku yang membelinya......?"

Juujou-san mengangguk.

"Ya. Ini adalah keputusan dari Kaede-sama. Perencanaan pembangunan gedung ini dimulai sepuluh tahun yang lalu. Saat ini, gedung ini dianggap sebagai milik program studi cinta ini."

"Sungguh...?"

"Benar, nah. Sekarang, izinkan saya menjelaskan langkah-langkah selanjutnya secara rinci."

Sementara aku masih dalam kabut kebingungan, Juujou-san memulai penjelasannya. 


"Mulai sekarang, Shinichi-sama akan bertemu dengan enam calon pengantin wanita."

"Calon pengantin....?"

Ketika aku mengulanginya, itu terdengar seperti kata yang luar biasa... 

"Shinichi-sama diharuskan mengeluarkan 1 demi 1 dari ke 6 kandidat itu, hingga kandidat terakhirlah yang akan menjadi pasangan anda."

"Eliminasi, ya...?"

"Benar. Dalam program ini, setiap orang akan dieliminasi satu persatu dalam kurun waktu tertentu. Eliminasi akan terus dilakukan hingga terdapat kandidat terakhir yang akan menjadi pasangan sesuai aturan yang ada."

...Tidak apa-apa, karena pada akhirnya aku tetap harus memilih satu orang, jadi aturan-aturan yang mengarah ke titik itu mungkin tidak begitu penting. Namun, tetap saja... rasanya agak aneh.


"Jadi, tidak boleh memilih satu secara langsung? Rasanya agak kejam untuk mengeliminasi satu demi satu..."

"Seperti yang diharapkan dari Shinichi-sama, Anda memang penuh kasih, ya?"

"Tidak, bukan seperti itu..."

Aku menggigit bibir bawahku. 

Sebuah sifat penyayang juga berarti bahwa 'beban' dan 'ikatan' dapat dengan mudah bertambah. 

Bagiku, Ini bukanlah sesuatu yang ideal.

Tapi entah kenapa, anehnya Juujou-san sedikit tersenyum di situasi ini.


"...Mari kembali ke topik pembicaraan semula. Anda mungkin berpikir, 'Kenapa tak memilih satu orang secara langsung saja?'. Shinichi-sama, ketika Anda mengikuti wawancara perusahaan atau ujian masuk sekolah, apakah Anda berpikir bahwa ada alasan untuk meloloskan kandidat ke tahap kedua padahal mereka belum punya cukup nilai di ujian tahap pertama?"

"....Ahh benar, aku mengerti sekarang."

Dia benar,

Aku perlu mengidentifikasi calon pasangan hidup untuk masa depanku. 

Mengingat hal itu, lebih baik mengeliminasi calon yang tidak memiliki potensi untuk kunikahi lebih awal, mengurangi jumlahnya, dan dengan demikian, aku bisa lebih teliti dalam memeriksa calon yang tersisa, sehingga risiko kesalahan penilaian pun juga pasti berkurang.


"Saya senang Anda dapat memahaminya dengan cepat. Sekarang, saya akan membawa satu per satu kandidatnya, jadi silakan perkenalkan diri secara singkat satu sama lain. Namun, perlu diingat, kandidat-kandidat ini telah mengikuti audisi setelah melihat profil Anda sebelumnya. Jadi ada baiknya jika Anda fokus mendengarkan cerita mereka alih-alih menceritakan diri Anda sendiri."

"Audisi...?"

"Ya, sekitar 10.000 wanita sebaya yang melihat profil Anda telah mendaftar untuk audisi ini. Dari mereka semua, Hanya enam dari mereka yang berhasil lolos dan berkumpul di sini."


TL/N: Sulton emang beda.

ED/N: Iya bang, gak kaya elu, Syaiton.


"10.000 orang...!?"

Tentu saja, mereka yang bahkan belum pernah bertemu denganku pasti tertarik padaku karena status keluargaku atau posisiku sebagai calon presiden perusahaan. 

Namun, bahkan dengan itu semua. Bukankah ini masih terlalu banyak?


"Tapi tunggu, sejak kapan kamu mulai melakukan persiapan untuk ini?"

"Sejak dua bulan terakhir. Secara diam-diam kami memulai langkah persiapan dengan sebuah kelompok spesialis kencan pernikahan yang diwakili oleh Empat Dewa Konsierge dari Verite. Mereka telah mengevaluasi kesesuaian, latar belakang keluarga, kemampuan, dan faktor lainnya dengan mempertimbangkan seluruh aspek. Hanya kandidat-kandidat yang melewati batas standar tinggi pada setiap kriteria lah yang akan dipanggil ke sini."

"Empat Dewa Konsierge..."

Sistem yang terlihat seperti lelucon ini mungkin juga diciptakan oleh ibuku...


"Dari enam kandidat yang terpilih dengan cermat, tugas Anda dalam Program Studi Cinta ini adalah memilih satu dari mereka."

"Lalu kemudian menikah atau bertunangan dengan satu dari mereka...?"

"Ya. Setelah pengenalan diri selesai, kami akan menjelaskan langkah-langkah selanjutnya ketika semuanya berkumpul."

"Aku mengerti..."

Ini sulit bagiku untuk mengerti semuanya sekaligus. Tapi tampaknya, secara garis besar tugasku adalah memilih satu dari ke-enam orang kandidat yang hadir.


"Baiklah, kalau begitu, biarkan saya pergi dan memanggil kandidat pertama."

Juujou-san membungkuk dalam-dalam dan berjalan pergi, meninggalkan aku sendirian diatas karpet merah.

Aku memejamkan mata dengan lembut dan berkonsentrasi.

Melalui studi kencan ini, aku harus memilih seseorang.

Ini bukan hanya tentang memilih seseorang yang aku sukai. Aku harus memilih seseorang yang akan bersamaku hingga kematian memisahkan kami. Dan aku harus memilih seseorang yang memenuhi syarat untuk mewujudkannya.

Tiba-tiba, kata-kata ibuku dalam mimpi datang ke pikiranku. 


"Shinichi, 'Cinta sejati' adalah tentang 'hubungan saling menguntungkan yang ada karena kesamaan kepentingan'."

....Aku mengerti sekarang. Dalam situasi seperti ini, semuanya tampak lebih masuk akal. 

Memang, jika ada kesamaan kepentingan yang berlangsung selamanya, kemungkinan besar tidak akan ada perceraian, bahkan jika perasaan cinta itu sendiri juga mulai memudar.

"Sekarang baiklah."

Dengan tenang, aku menyiapkan diri.

Sesi penilaian untuk memilih 'dia' yang belum pernah aku temui akan dimulai sekarang.



Post a Comment

Post a Comment