NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Darenimo Natsukanai Soro Gyaru ga Mainichi O Tomari Shita Gatte Kuru - Volume 1 - Chapter 2 [IND]

 


Translator: Rion.

Editor: Rion.

Chapter 2 - Solo Gal dan Otaku Extrovert 




 Aku ingin membuat pengakuan.


Aku, Suzuhara Ayana, tidak begitu suka dengan seseorang yang merupakan teman sekelasku,

Dia adalah Machikawa Iori, tingginya 175 cm, sedikit lebih tinggi dari rata-rata anak laki-laki kelas satu SMA. Rambutnya yang kecoklatan selalu ditata rapi dengan wax.

Menurut kata-kata tidak sopan seorang gadis di kelas, wajahnya memiliki skor di atas rata-rata, bukan tipe yang sangat tampan. Namun, dia sangat pandai dalam membuat senyuman.

Senyumannya seperti minuman bersoda yang dingin di hari musim panas, memberikan kesegaran yang tak terlukiskan. 

Bagiku, yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, senyuman semacam itu tak mungkin aku miliki. Lebih dari itu, dia memiliki senjata lain. 

Dia penuh perhatian dan pandai membaca ekspresi orang lain.

Dia juga dikenal sebagai seorang otaku yang sering membicarakan topik-topik manga dan permainan-permainan populer.

Dia adalah seseorang yang berprestasi baik di ujian olahraga yang diadakan pada musim semi ini maupun di ujian akademik yang diadakan selama semester pertama. 

Dia bahkan berhasil menempati peringkat ketiga di kelasnya dalam prestasi belajar maupun prestasi olahraga.


Dengan menggunakan senjata-senjata ini dalam hubungan sosialnya, Machikawa terus-menerus menciptakan teman, dan memperluas jaringan pertemanannya dengan cepat.


“Machikawa-kun terdengar pandai dalam mendengarkan dan selalu tersenyum, ya!”

“Ibunya seorang mangaka Shoujo, bukan? Dia tahu banyak tentang manga shoujo serta anime dan video game-game populer.”

“Meskipun kalah tipis dari Matsuoka-kun dalam hal nilai, tapi dia benar-benar berusaha, baik dalam olahraga maupun studi, sungguh luar biasa!”

“Wajahnya bagus, kepribadiannya juga bagus, kemampuan komunikasinya luar biasa, dia benar-benar sempurna!”

“Oh, mungkin aku suka pada Iori! Haruskah aku menyatakan padanya sekarang?”

Uggh, kalian para berengsek, pergi saja ke neraka!


Pada musim semi ini, ketika aku sedang mendengarkan obrolan para gadis di ruang ganti sebelum pelajaran olahraga, pikiranku terbenam dalam pikiran yang sangat negatif.

Aku tidak akan terpesona oleh senyuman yang seperti itu.

Aku yakin bahwa Machikawa Iori hanya berusaha menunjukkan minat otaku-nya agar bisa menjadi teman para gadis.

Dia adalah anggota inti tim utama kelas 1-A yang dipimpin oleh Matsoka Mitsuya, ketua kelas. Dia bukanlah tipe bandel maupun tipe yang terlalu aktif.

Tapi bagiku, yang tidak punya teman di sekolah, dia adalah makhluk yang jelas-jelas termasuk dalam kategori extrovert, kategori ekstrovertisme yang tidak bisa kumengerti sedikitpun.

Itulah sebabnya.


“Mulai hari ini, ayo kita berteman, Suzuhara-san.”


Pada awal bulan Juni tahun ini.

Saat Machikawa-kun duduk di sebelahku dan mulai berbicara, aku menolak senyumannya yang segar itu.


Tapi...

Di lubuk hatiku, entah bagaimana, rupanya juga ada setitik rasa kekaguman padanya...

Saat melihat dia dengan asyik berbicara tentang minat otakunya dengan teman-teman di kelas...


“Eh, kau sudah menyatakan perasaanmu pada Machikawa-kun!?”

“...Ya. Aku ditolak, jadi aku menamparnya sekeras mungkin.”

“Hah!? Kenapa!?”

“Karena dia selalu baik padaku, aku pikir dia tertarik padaku dan aku sama sekali tak berpikir bahwa akan ditolak...!”

“Bodoh, kau. Iori selalu baik pada siapa pun.”

“Ya!, Tidak ada yang pernah melihatnya memperlihatkan perasaan emosional.”

“Itulah sebabnya aku menamparnya! ‘Jangan perhatian padaku jika kau tidak tertarik! Dan jangan mengucapkan kata-kata yang membuatku salah paham!’ yah, begitulah yang kukatakan padanya!”


Sebenarnya itu terlalu kejam, bukan?

Musim panas ini, saat aku mendengarkan obrolan para gadis di ruang ganti sebelum pelajaran berenang, aku merasa tidak nyaman.

Bahkan jika dia seorang otaku fashion, terlalu berlebihan untuk menyatakan cinta pada seseorang secara sepihak, ditolak, lalu menamparnya.

Dengan semua itu, bagiku jikabaku tidak suka terganggu oleh emosi orang lain, maka sebaiknya jangan mencari teman nyata.


“Aku hanya butuh teman...”

Aku hanya perlu memiliki satu orang yang dekat denganku.

Dengan begitu, aku tidak akan merasa sendirian... Itu adalah bisikan yang lemah dari suaraku yang tidak terdengar oleh siapa pun.

Satu-satunya temanku.

Teman otaku onlineku dan mitra dalam kegiatan kreatifku, IORI.

Dia adalah otaku sejati yang berbeda dengan Machikawa Iori.

Selama berbicara dengannya melalui DM, dia juga terlihat memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, tetapi ada rahasia yang bahkan, bisa membuatku bersimpati sepenuhnya, meskipun aku adalah seorang introvert yang kesepian.


[Hanya kau, Sabatora-san yang bisa aku percaya seperti ini]


Dia, mengatakannya. Sebuah rahasia yang dia miliki.....



0

Post a Comment