NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Tomodachi no Ushiro de Kossori Tewotsunaide - Volume 1 - Chapter 5 [IND]

 


Translator: Aldiwang 

Editor: Aldiwang 

Chapter 5 - Teman



 "Itu sungguh film yang bagus! Seperti yang Junji Yunya bilang, awalnya itu hanya sebuah ledakan dalam festival, tapi pada akhirnya itu meledakkan seluruh dunia! Aku tertawa sampai perutku sakit!"

Hari minggu berikutnya.

Seperti yang sudah kujanjikan, kami berlima pergi untuk menonton film aksi kelas B yang biasanya.

Awalnya, Narushima-san dan Miyabuchi Seiran ingin pergi untuk menonton film lain, tapi gara-gara aku, semuanya berakhir jadi seperti ini.

Tentu saja, kupikir ini sangat buruk sekarang.

Narushima-san duduk di samping Seiran-kun di bangku penonton.

Ketika kami berjalan pulang, formasinya juga seperti itu.

Aku tak bisa ikutan berdiri dalam satu barisan karena kami berjalan di trotoar, jadi aku, Shintarou, dan Asagiri-san berjalan di depan.

Dan dibelakang kami adalah Narushima-san dan Seiran yang berjalan bersebelahan. Gue nggak bisa ngerecokin.

"Apa yang mau kalian lakukan sekarang? Buatku, ini masih jam makan siang."

Asagiri-san menoleh ke Narushima-san yang berada di belakangnya.

"Aku ingin melihat apartemen Yoru malam ini~?"

"Ah, eto... Nggak apa-apa sih, tapi masih banyak kardus berserakan dimana-mana... Itu, katup gasnya baru saja dibuka pagi ini..."

Dia mengangkat bahunya dan tertawa seperti binatang kecil yang pemalu. Dia benar-benar seperti kucing.

"Apartemen yang sama dengan Junya, kah... Enak ya, sepertinyaa menyenangkan."

Tadi itu Shintarou. Dan itu sama sekali tak menyenangkan.

Aku sudah memberitahu pada semuanya tentang Narushima-san yang pindah ke sebelahku. Namun hal-hal yang setelahnya seperti ia menyelinap masuk ke kamarku, itu tetap dirahasiakan karena sulit untuk mengatakannya.

Seiran meledekku dan tertawa.

"Lagian, kalian kan bertetangga. Kau pasti sering main ke tempatnya Junya, kan?"

"Begitu, tak mungkin, aku tak akan pergi ke tempatnya...soalnya itu kamar cowok..."

Mulutnya bilang apa tadi? "Soalnya itu kamar cowok..."? Padahal kemarin dia berkunjung ke apartemenku dan menumpang mandi.

Lalu mataku bertemu dengan mata si kucing liar itu. Mata yang menatapku dengan tatapan yang menyeramkan.

Jika kau mengatakan hal yang tak perlu, aku akan membunuhmu────aku merasakan ancaman darinya hanya dengan menatapnya.

"Oh, iya! Karena kamar Narushima-san masih berantakan, mengapa kita tidak mengadakan takoppa di kamarku sekarang~?"

(T/N : Takoppa adalah singkatan dari Takoyaki Party)

Meskipun itu hanya kalimat untukku kabur dari tatapan ganas Narushima-san, tapi kupikir itu ide yang bagus.

"Memangnya di tempatmu ada alat pemanggang takoyaki?"

"Aku sudah membelinya secara online tempo hari. Kupikir aku ingin mengadakan takoppa serasa anak muda dengan 5 orang suatu saat nanti."

"Kalau begitu, sudah diputuskan ya! Setelah kita melihat-lihat kamarnya Yoru, kita akan mengadakan takoppa di kamarnya Koga-kun!"

....................

Tiga orang laki-laki, aku Seiran dan Shintarou pergi ke supermarket lokal untuk berbelanja. 

Dan di saat itu, Narushima-san menunjukkan kamarnya pada Asagiri-san.

Lalu, kami bertemu di depan kamarku.

"Apa kalian ingin melihat kamarnya Yoru?"

"Eh, apa tak masalah, Narushima-san?"

Tak disangka, Shintarou adalah orang yang paling tertarik dengan ajakan Asagiri-san. Dasar orang mesum bermuka polos.

Yahh, aku tak menemui banyak kamar yang berisi cewek yang tinggal mandiri di sini.

Pemilik kamar juga sudah mengiyakan, jadi kami bertiga juga diizinkan untuk masuk ke kamar Narushima-san. 

Isinya normal saja, namun lantainya sama dengan kamarku.

"Apartemen 1K dengan karpet bergaya Jepang dan 8 tikar tatami. Ada beberapa kardus yang belum dibereskan, namun kamarnya sudah tertata, dan barang-barang diletakkan dalam perbotan besar seperti rak buku, ranjang, dan laci."

Benda-benda kecil lainnya yang bisa kalian disini adalah seperti yang umumnya kalian temui di kamar cewek. Diatas kasur juga ada sebuah boneka kelinci.

Ada meja belajar di sudut ruangan dan diatasnya ada sebuah PC berwarna pink cerah.

Jadi, apakah itu PC yang membuatku tak bisa tidur kemarin?

Lalu Narushima-san berbisik di telingaku.

"Video mesum itu rahasia lho. Kau tak ingin menunjukkan itu bukan?"

Tentu saja! Hentikan suaramu yang menyeramkan itu! Lagian aku juga sudah lupa.

"Oh, Narushima suka mendengarkan Melodi Hardcore, kah? Oioi, bahkan disini juga ada Screamo!"

Seiran mengatakan itu dengan senang ketika melihat-lihat ke rak CD yang berada di dekat jendela.

"Uh, yeah... Aku sedikit kecanduan ketika aku masih SMP..."

Jadi, memang benar kau bisa membuat gadis seketika menjadi cewek pemalu, mantap dah.

"Penataannya sangat bagus, tetapi kau punya semua CDnya, itu sangat hebat. Sepertinya, aku ingin melihat semua sampul CDnya!"

"Umu umu! Memang agak repot untuk menyetel disknya, tetapi itu membuatmu merasa──wah gue pengen banget dengerin lagu ini sekarang! Dibanding menggunakan penyimpanan data, aku lebih suka menggunakan yang satu ini...!"

Mereka terlalu asyik mengobrol. Akupun merasa seperti terasingkan.

"Jadi, ayo kita segera pergi ke ruangan Koga-kun, dan mulai takoppa nya!"

Asagiri-san mengangkat tangannya dan mengatakan itu.

....................

"Hmmm...gimana ya bilangnya. Benar-benar seperti kamar cowok."

Asagiri-san mengelilingi kamarku dengan penuh ketertarikan.

Tentu saja, di kamarku tak ada barang-barang berbau feminim.

Di rak yang hanya berisi game dan manga, ada pajangan berbau anime pemberian Shintarou berjejer disana, dan ada juga poster Janis Joplin di pintu kamar mandi. Meski sedikit sobek, tetapi para laki-laki tak akan mempermasalahkan itu.

"Disini sempit, tapi duduklah dimanapun kalian suka."

Ini pertama kalinya kami berlima memasuki kamar delapan tatami yang kotor ini. 

Ini sedikit sempit, jadi tak masalah bila aku duduk di kasurku.

Aku mengeluarkan alat pembuat takoyaki dan meletakkannya di atas meja. Seiran yang sembrono langsung mencolokkannya ke sumber listrik.

Ketika aku sedang membereskan ruanganku, aku memanggil Narushima-san yang sedang membuat adonan di dapur.

"Narushima-san, maaf. Tolong sausnya."

"Baiklah."

Lalu Narushima-san membuka kulkas, mengambil saus, dan memberikannya padaku.

"Oh, Koga-kun ternyata tipe orang yang menyimpan saus dalam kulkas. Yoru benar-benar memahami Koga-kun."

Perkataan Asagiri-san membuatku dan Narushima tertawa bersamaan "haha".

Ada beberapa orang yang meletakkan saus di dekat wastafel di suhu ruangan.

Narushima-san membuka kulkas tanpa ragu karena kemarin ia sudah melihatnya ketika memasakkan untukku.

Sial, ada jebakan di tempat seperti ini!

"E-eto, di rumah orangtuaku juga mereka menyimpan saus dalam kulkas, jadi itu hal yang wajar."

"Benar, benar! Ini agak dingin, tetapi ini musim panas, jadi akan bagus menaruhnya dalam kulkas ya kan? ahaha."

"Hmm? Sepertinya kalian berdua cukup kompak."

Asagiri-san memiringkan kepalanya dan melihat pada kami.

"Eh, begitu kah...? Kurasa tidak sebegitunya..."

Lalu Narushima-san kembali ke dia yang biasanya dan mengatakan dengan tenang.

"Ambil sendiri sana sausnya...!"

"Bukankah akan jadi lebih jauh jika aku yang mengambilnya...!?"

Tapi aku hanya berbisik dan berbicara kecil lalu pergi seakan tak ada yang terjadi.

Sungguh aku ingin menyalahkanmu karena merahasiakan sesuatu dari yang lain.

....................

Narushima-san menuangkan adonan cair dalam loyang panggangan besi yang telah dipanaskan menggunakan minyak.

Kemudian diatasnya ditaruh gurita yang telah dipotong-potong oleh Shintarou sebelumnya. 

Bagian terbaik dari takoyaki party adalah, ini sangat mudah dilakukan.

"Ini, siapa yang akan membaliknya?"

"Tentu saja sebagai tuan rumah, aku yang akan melakukannya. Akan kutunjukkan pada kalian trik yang cemerlang!"

"Hey Junya, adonannya masih basah lho."

"Tapi seperti ini, kelihatannya sudah hampir jadi. Atau aku saja yang melakukannya?"

"Ano...akan lebih baik dibaliknya ketika semua bagiannya sudah mengeras."

Memanggang takoyaki bersama dengan semuanya seperti ini sangatlah menyenangkan.

Cukup dengan panggangan takoyaki ini, aku merasa dikelilingi kebahagiaan.

Kemudian Asagiri-san mengatakan "Aku mau coba!" jadi aku memberikan adonan padanya, tapi dia sangat buruk dalam hal itu.

Akhirnya semua orang kebagian membalik takoyaki sekali, namun yang paling bagus adalah milik Narushima-san.

.....................

"Kalau begitu, itadakimasu!"

Semuanya memakan takoyaki yang telah kami panggang bersama. 

"Mhhh... Adonannya sangat lembut! Boleh juga kau, Narushima!"

"Beneran, gile dah! Yoru memang mantap masak apapun!"

"Uh, yahh... Untuk mirin dan kecapnya ada ukuran tertentunya lho..."

"Panas! Sepertinya lidahku terbakar, tapi kalian makannya cepat juga... Apa hanya lidahku yang seperti lidah kucing?"

─Ah, ketika kami berlima seperti ini sungguh menyenangkan.

─Sepertinya, hubungan pertemananku yang sekarang lebih baik buatku.

"E, eto, kau tidak makan itu, Koga-kun?"

Narushima-san menatapku padaku dengan tatapan aneh.

"Tidak, ini buatmu saja."

Aku sedang duduk di kasurku dan meletakkan sumpit diatas takoyaki yang sudah kuambil. 

Diatas takoyaki itu, banyak sekali bonito kering yang ditaburkan.

....Sebenarnya─meski aku tak enak mengatakannya─aku tak menyukai bonito kering. Ketika aku memakannya, rasanya seperti lembek dan itu menempel di bagian atas mulutku. Lagipula sejak awal, bentuknya yang meliuk-liuk dan bercampur dengan panas sudah membuatku tak kuat.

Itulah mengapa aku menyingkirkannya terlebih dahulu menggunakan sumpit sebelum memakan takoyakinya.

"──ufufu."

Narushima-san yang melihatku seperti itu tertawa kecil.

Apa dia melihat bagian diriku yang tak menyukai bonito kering? Lalu dia membuat wajah seperti──oh, segitunya kau membencinya~

Setelah memanggang dan memakan takoyaki beberapa kali, kami melanjutkan pesta dengan membuka cemilan dan menonton anime bersama.

Anime Blu-ray itu dibawa oleh Shintarou.

Dia pikir mungkin setelah menonton film, dia akan kembali ke rumahnya, jadi dia sudah mempersiapkannya lebih dulu.

Anime tersebut penuh dengan drama yang menggambarkan hubungan cinta segitiga tokoh utama dengan dua orang heroine.

Ketika tokoh utama tak tahan dengan perilaku Heroine yang egois, aku berpikir kembali, sepertinya hubungan pertemananku lebih baik. Namun seperti yang lainnya, mataku juga terpaku pada layar TV.

Dan kemudian, blu-ray tersebut mencapai akhirnya.

Asagiri-san menolehkan pandangannya ke arah Shintarou.

"Itu akhir dari Makoto si tokoh utama seperti apa jadinya?"

"Itu, akan menyenangkan kalau kau melihatnya langsung."

Anime blu-ray ini terdiri dari 2 set CD, dan sepertinya yang baru saja kami tonton adalah bagian pertama.

"Kalau begitu, langsung lanjut saja, Shintarou. Ayo cepatlah cepatlah." 

Seiran menggoyangkan pundak Shintarou. Sepertinya ia sangat ingin menontonnya.

"Tapi, bukankah sudah waktunya?"

Aku diberitahu begitu dan akupun melihat jam.

Diluar masih terang, tapi ternyata sudah jam 6 sore. Soalnya ada jam malam buat mereka yang tinggal bersama orangtua.

"Rumahku tak masalah sih. Aku bisa bilang pada orangtuaku aku tengah makan!"

"Aku juga! Aku bisa mengabari orang rumah, kalau tuan rumah, Koga-kun mengizinkan sih."

Tentu saja aku tak masalah, dan sisa cowok yang lainnya...

"Yahh, aku juga sepertinya tak masalah. Jika aku bilang sedang belajar bareng di rumah Koga-kun."

Shintarou juga oke. Dan yang terakhir tinggal Narushima-san.

"...A, ano, aku juga ingin lanjut, aku penasaran."

Pastinya kan. Sepertinya dia sangat menyukai drama berat seperti ini.

"Jadi, apa kau ingin melihatnya sedikit lebih lama lagi?"

"Mm...umm"

Asagiri-san yang bersemangat lalu melakukan tos dengan Narushima-san.

"Jadi, CD nya kupasang sekarang ya?"

"Tunggu Shintarou, sebentar."

Seiran mengehentikan Shintarou yang malah hendak memasukkan CD ke pemutar game dan bukannya ke pemutar video.

"Sebelum menonton kelanjutannya, bagaimana kalau ada yang pergi belanja dulu?"

Cemilan yang telah dibuka diatas meja sudah hampir tidak bersisa.

"Kalau begitu, aku yang akan pergi" aku mengatakan itu dan berdiri.

Tetapi dua cowok yang lainnya tak ada yang mengikutiku. Asagiri-san dan Seiran menatapku dengan senyuman yang buruk.

"...Jangan-jangan, kalian ingin membiarkanku pergi sendirian?"

"Umu. Dengan begitu akan lebih cepat bukan? Lagian, Koga-kun yang paling mengerti tentang daerah sini."

"Tidak perlu khawatirkan kami. Sampai kau kembali, kami yang akan memainkan Momotetsu. Sampai dimana tadi?"

(T/N : Momotaro Dentetsu (桃太郎電鉄) juga dikenal sebagai Momotetsu adalah nama sebuah Video game.)

Oi oi...

Di sisi lain, Shintarou dan Narushima-san terlihat sedang resah. Tak masalah jika mereka ikut denganku, tapi kurasa mereka berpikir untuk tidak mengikuti arusnnya hingga lebih baik untuk tak ikut pergi.

"Nggak, nggak! Kenapa hanya aku sendiri yang pergi dan kalian malah main Momotetsu? Seseorang ikutlah denganku!"

"Kalau begitu, bagaimana kita memutuskan siapa yang akan ikut denganmu?"

"A, ano... Aku tak masalah jika aku pergi sendirian, apa tak apa...?"

Yang mengangkat tangan itu adalah Narushima-san.

"Kalau begitu, meski merepotkan, tolong ya. 200 Yen per orang cukup kan? Etto, Momotetsunya tadi..."

Lalu semua orang yang meletakkan koin diatas meja menatapku dengan mata yang bersinar.

"Junya... Kau seriusan membiarkan Narushima-san pergi sendirian, itu agak..."

Shintarou mengatakan itu, lalu Seiran dan Asagiri-san sepertinya juga menyetujuinya "Umu umu."

Tch, padahal sebelumnya kalian membiarkanku pergi sendirian tanpa ragu, tapi sepertinya hal yang sama tak berlaku pada Narushima-san.

Mereka hanya tak mengetahui yang sebenarnya. Harusnya tak ada yang perlu dikhawatirkan dari cewek kucing ini.

"Ah, kalau begitu, begini saja... Aku punya ide yang bagus...."

Cewek kucing itu mengangkat bahu dengan senyuman yang terasa jahat.

...............

Kami membelakangi alat pemanggang takoyaki, dan mendengar suara adonan yang sedang dipanggang.

"Ufufu. Narushima-san memang orang yang menarik. Kau sampai membawa "Saus maut", kau memang yang terbaik."

"Fufufu... Semuanya jangan dulu lihat kesini..."

Aku tak tahu kenapa dia punya benda semacam itu, Narushima-san kembali ke ruangannya di sebelah, kemudian dia mengambil saus yang terkenal dengan pedasnya yang gila. 

Itu berarti, maksud ide bagus dari Narushima-san adalah "takoyaki Rusia".

Dia memasukkan sejumlah banyak saus maut dalam satu takoyaki. Siapapun yang mengambil takoyaki yang berisi saus maut itu, maka dia yang akan ikut bersama Narushima-san. Begitulah peraturannya.

"Tanpa melakukan hal seperti ini pun, aku tak masalah jika pergi denganmu..."

"Jangan mengatakan hal menjijikkan Shintarou! Hei, masih belum kah, Narushima-san!?"

"E, etto... Sudah jadi. Semuanya lihat kesini."

Kebetulan persiapannya sudah selesai, dan sesuai dengan aba-aba dari Narushima-san, kami semua berbalik.

Diatas nampan itu hanya ada takoyaki untuk empat orang.

Selanjutnya, kami berempat harus mengambil satu-satu secara bersamaan, dan memasukkannya ke mulut juga bersamaan.

"Aku agak deg-degan. Hei, sebelumnya aku ingin tanya dulu padamu, seberapa banyak kau memasukkannya? saus maut itu."

"Fufu, cuma sedikit kok."

Narushima-san yang baru saja ditanya oleh Asagiri-san, dia mengisyaratkan 'hanya sedikit' dengan jarinya, tapi pasti tak mungkin begitu.

Soalnya, ketika aku melihat empat buah takoyaki itu, aku juga melihat sosok kucing iblis.

Takoyaki diatas nampan itu juga ditaburi dengan rumput laut kering dan bubuk bonito kering.

Dan hanya ada satu takoyaki yang tidak ditaburi bonito kering.

Aku memahaminya dengan sekali lirik. Itu pasti yang berisi saus maut.

Karena dia menyadari kalau aku tak menyukai bonito kering, jadi dia memasukkan banyak saus maut ke dalamnya agar aku mengambil yang itu?

Ketika ia mengusulkan ide tentang takoyaki Rusia, kupikir pasti ada sesuatu yang ia inginkan dibaliknya. 

Dia pasti ingin menjahiliku lagi.

Perangkap sederhana seperti itu tak akan mengelabuiku, kupikir begitu. Kau terlalu naif, Narushima Yoru.

"Kalau begitu, kita ambil bersaman oke? Tu, dua~"

"────Tunggu sebentar."

Ketika semuanya hendak mengambil, Seiran memberikan sinyal untuk berhenti.

Atau malah mungkin kebalikannya? Soalnya itu terlihat sangat jelas....bukan, tetapi...

"Ada apa Junya? Semuanya masih tersembunyi begini, jadi langsung saja."

Ughh... Mana yang benar.... Apa yang tidak ditaburi bonito itu jebakannya? Atau jebakannya ada di yang lain?

"Fufufu. Kalau begitu, sesuai aba-abaku saja ya? Lagipula semuanya sudah menunggu... Tu, wa, ga~!"

Kami belum memberi jawaban, tetapi kami mengulurkan tangan kami ke takoyaki disana dengan serempak setelah teriakan dari Narushima-san.

Beberapa saat kemudian, terdengarlah suara teriakan seorang laki-laki menggema dalam apartemen.

"U-waaaaaaaaaaaahhhhhhh! Pedas pedas pedas!!!?"

 ◇

"Ahaha, kau terjebak dalam perangkap sesederhana itu. Kau bodoh banget yaa~"

"...Sialan."

Panas hari itu telah mereda dan suhu diluar sudah menjadi dingin, aku dan Narushima-san berjalan berdampingan di jalan yang gelap menuju toko serba ada.

"Ketika aku mengusulkan ide takoyaki Rusia, aku sudah memisahkannya. Satu takoyaki yang sama sekali tak ditaburi bonito, dipikir bagaimanapun itu pasti ditujukan untukmu. Eh bukan~ untung saja yang lain tidak memakannya~"

Pastinya begitu. Sudah kuduga, ini berlebihan. Mulutku masih terasa panas sampai sekarang.

Jadi intinya, pada akhirnya aku mengambil takoyaki yang tidak ditaburi bonito kering diatasnya. Dan kemudian ternyata didalamnya diisi dengan banyak sekali saus maut.

"Tapi, seberapapun mencurigakannya, aku sudah berpikir kalau Koga-kun pasti akan mengambil yang tidak ada bonitonya. Soalnya aku sudah mengira kalau kau pasti akan menghindari makanan yang tidak kau sukai. Ahahaha~"

Memang benar seperti itu. Ketika aku tak memberi jawaban dan seseorang meneriakiku, tanganku tak mampu mengambil takoyaki yang bertabur bubuk bonito kering. 

Cewek yang sudah memperhitungkan hal-hal tersebut...sungguh cewek yang menyeramkan.

Ketika hanya kami berdua, dia melepas topeng kepala kucingnya, dan tertawa lepas sepanjang jalan.

"Lagian, tadi itu sangat aneh. Apa-apaan "Uwaaaahhh" itu? Sementara ini, kau tak perlu mengkhawatirkan lauk makan. Ahahahaha"

"Berhentilah membicarakan tentang lauk."

"Soalnya~. Ahahahaha! Itu sangat lucu hingga perutku sakit."

Di jalan terbuka di tengah sawah seperti ini, suara tawanya terdengar sangat jelas.

Terlihat di kejauhan kaki bukit yang berwarna kemerahan karena disinari cahaya sunset, dan aku berpikir apakah tawa bodohnya yang kencang itu sampai disana.

"Padahal lebih baik jika kau menentukan orang yang akan pergi denganmu dengan janken. Kemudian kau bisa saja akan pergi bersama Seiran lho. Daripada kau repot-repot mengerjaiku dengan takoyaki Rusia...."

"Umm, kalau itu..."

Narushima Yoru meletakkan telunjuknya di pipinya dan kembali membuat senyuman yang menakutkan.

"Mungkin karena aku ingin berbelanja bersama Koga-kun?"

"Haa?"

"Ufufu. Berbahagialah kau. Dasar kau perjaka tulen. Jadi, Koga-kun, sepertinya kau sudah sedikit terbiasa dengan gadis."

Aahh, ternyata ini juga alasan untuk itu rupanya. Dia pernah bilang dia ingin agar aku lebih tertarik pada gadis. Lalu dia mau repot-repot untuk pergi berbelanja berdua bersamaku. Yahh, mungkin saja dia cuma ingin agar aku memakan saus maut itu. 

"Mana mungkin aku senang karena begituan....dasar kau kucing iblis..."

Akhirnya ketika kami sampai di toko serba ada terdekat, kami menyelesaikan belanja dengan cepat.

Sejumlah cemilan dan minuman yang dipisahkan dalam dua kantong plastik, dan akhirnya aku yang membawa keduanya.

"Umu umu. Katanya laki-laki yang bisa melakukan hal-hal seperti ini punya poin lebih lho."

"Bagaimana jika kuberikan saja poin itu pada Narushima-san?"

"Benar juga ya! Honoko-chan juga pasti akan menganggapmu sebagai orang baik."

Tetanggaku yang sekarang berjalan di sebelahku, dia mengikuti gerak langkahku.

Kami terus begitu ketika berjalan pulang dari toko serba ada. Sisi Narushima Yoru yang ditunjukkan hanya ketika berdua denganku.

Sungguh, sekali lagi aku memikirkannya.

Beneran, dia sungguh orang yang berbeda ketika bersama dengan semuanya.

"Hei, apa kau tak lelah terus menggunakan dua karakter yang berbeda sepeti itu?"

"Aku sudah terbiasa sih. Aku yang seperti ini, yang mengetahuinya hanyalah keluargaku dan segelintir orang saja."

Oh, jadi karena itu aku tak merasakan kalau aku diperlakukan spesial.

"....Sosok kucingmu itu, sebagai umpan untuk memancing Seiran, kan?"

"Eh? Enggak gitu juga sih... Mungkin karena aku ingin agar orang-orang memperhatikanku. Yahh, sudah terlanjur juga sih, jadi aku tak pernah memikirkan mana sisi diriku yang sebenarnya."

"Jadi, karena sosok kucingmu itu, banyak orang yang mengejarmu sampai sekarang?"

"Oh? Jadi sekarang Koga-kun sudah mulai tertarik dengan masalah cinta?"

"Bukan begitu. Aku hanya penasaran seberapa banyak laki-laki yang telah terkecoh oleh sosok kucingmu itu."

Yahh, kalau orang ini, paling juga dia tak punya banyak hubungan spesial.

"Kurasa yang pertama adalah Kogo. Kemudian yang lainnya, sekelompok tutor dari kalangan mahasiswa?"

────Eh?

"Tidak, sepertinya bukan begitu. Karena itu sepertinya pertama kali ketika aku masih sMP dulu. Kemudian yang selanjutnya tetanggaku yang berada di kelas 3 SMA. Orang itu hanya bertahan selama sebulan, kemudian tak lama setelah itu seorang pegawai kantoran yang baru lulus, lalu..."

"Tunggu tunggu!"

Aku menghentikannya secara spontan. Dia benar-benar berhenti. Kepalaku sedikit tak bisa menahannya.

"....Narushima-san."

"Apa?"

"Itu... Sampai saat ini, sudah berapa banyak laki-laki yang berkencan denganmu?"

"Nggak keitung."

Di tengah padang yang luas ini, angin malam berhembus kencang.

Aku merinding.

"...Tapi memang ada banyak lho. Siswa SMA yang lebih tua dariku, orang yang sudah bekerja. Ahh, orang yang sudah berumur lebih dari 40 tahun juga ada. Sejak aku kelas 1 SMP, ada banyak orang yang seperti itu dan mereka datang terus menerus."

"Pembicaraannya sugguh berada di dimensi lain, dan seketika pandanganku menjadi gelap gulita."

Orang semacam itu──apa sungguh ada?

Anak ini sugguh──apa dia sama sepertiku?

"...Ada apa, Koga-kun?"

Narushima Yoru menatap mataku. Seakan dia sedang menerawang apa yang ada disana.

Di wajahnya sama sekali tak terdapat senyuman.

"Nggak kenapa-kenapa....cuma terkejut saja..."

"Kan kemarin sudah kubilang. Aku adalah makhluk yang seperti itu."

Sepertinya aku memang mendengar itu. Kudengar dia bilang kalau hubungan cinta itu lebih penting dari apapun.

"────Apa kau membenciku?"

Narushima-san berbicara padaku dengan sedikit menjauh dariku, lalu tertawa dengan suara yang kesepian.

"Jika kau merasa jijik dengan gadis yang seperti itu, um...aku akan pulang sekarang. Itu semua, karena aku sudah terbiasa dengan semua itu. Ahaha"

"Aku tak berpikir seperti itu... Aku hanya kaget saja. Bagiku, hal semacam itu terlalu berat."

"....Maafkan aku."

Mengapa kau memasang tampang baik seperti itu?

Seperti biasa, ia menunjuk-nunjuk padaku sambil mengatakan 'dasar perjaka' dan tertawa.

Padahal Narushima Yoru adalah seorang pemuja cinta, tapi mengapa dia memasang wajah seperti orang yang sedang kesulitan?

Aku berpikir kalau orang ini sudah terlalu memaksakan dirinya sampai saat ini.

"Harusnya kau lebih menyayangi dirimu sendiri."

Sambil mendengus, kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

Bibir Narushima-san meringis ketika ia menundukkan kepalanya.

"Ahaha. Seperti yang kuduga, Koga-kun memang orang yang sangat biasa."

"Bukan begitu. Mungkin ini berbeda dari yang dipikirkan Narushima-san, tapi bukan begitu."

Narushima-san bilang kalau ia terus memiliki hubungan dengan banyak laki-laki sejak dia SMP.

Bukankah itu berarti, tak banyak waktu yang ia habiskan bersama temannya?

Pasti begitu. Malahan ketika dia datang ke tempatku untuk menumpang mandi, dia pernah bilang.

'Aku tak punya teman selain yang ada di kelompok kita'.

Kuyakin itu pasti karena dia selalu mengedepankan soal pria. Dia selalu berduaan bersama seorang laki-laki.

Karena itulah dia tak mempunyai teman.

Di dunia ini, orang yang lebih mengedepankan masalah cinta dibanding hubungan pertemanan cenderung dibenci orang lain.

Karena itulah..... Karena itulah pasti dia....

"Narushima-san yang lebih mengedepankan masalah cinta, aku sekarang sudah mengerti."

"...Um,"

"Tapi, bukankah jika kau lebih menghargai waktu dimana kau bersama teman-temanmu itu lebih baik? Ketika kau menunjukkan wajahmu yang sedang kesulitan itu, bukankah lebih baik jika kau tak selalu bermain bersama laki-laki?"

"Tu, tunggu, kau bilang bermain bersama laki-laki──eeh, ada apa Koga-kun? Apa mungkin kau....menangis?"

Dari tadi, entah mengapa mataku terasa panas.

Apakah aku menangis?

Entahlah. Aku tak tahu.

Kupikir, ketika kau tak memiliki teman, itu terasa sangat, sangat berat. Itu pasti menyedihkan.

Entah seberapa lama hubunganmu dengan pacarmu.

Kupikir itu pasti sangat sulit. Karena kalau itu diriku, aku pasti nggak kuat.

"Kau bisa lebih sering bermain bersama kami. Soalnya tadi juga, kau kelihatan sangat bersenang-senang. Tadi kubilang agar kau lebih menyayangi dirmu, aku tak bermaksud untuk menyuruhmu berhenti untuk bermain bersama laki-laki. Tapi waktu yang kau habiskan bersama temanmu, kuingin kau bisa lebih menghargainya."

"Tu, tunggu, Koga-kun..."

"Lagian juga, sekarang Narushima-san punya kami. Kau bisa menghubungiku kapanpun. Di saat itu, aku akan memikirkan permainan yang super menyenangkan. Jadi──ah, sial, gue nggak tau mau ngomong apa lagi... Pokoknya, 'aku akan pulang jika kau merasa jijik' lah, 'aku sudah terbiasa dengan itu' lah, jangan lagi kau katakan hal menyedihkan semacam itu. Aku, sungguh, sama sekali tak mempedulikan hal-hal seperti itu. Soalnya kita ini teman."

Mataku berair.

Sungguh, aku tak tahu kenapa aku menangis.

Mungkin karena itu. Ingatanku tentang ketika aku berpisah dengan Kazumichi dan Megumi, dan ketika kupikir kalau aku tak lagi punya teman, pemikiran itu bercampur aduk.

Narushima-san yang melihatku sambil melongo akhirnya merespon,

"──Ini pertama kalinya ada orang yang mengatakan hal ini padaku."

Dia menunjukkan senyum yang lembut.

"Itulah mengapa, aku sangat bahagia. Yeah, aku sangat bahagia."

Meski ia tersenyum, tapi ia menyeka ujung matanya.

Entah apa maksudnya itu. Soalnya, Narushima-san dan aku sungguh sangat berbeda.

"Gue nih, karena aku adalah cewek yang sangat ingin jatuh cinta, aku sudah sering mendengar kata-kata itu. Aku juga sudah banyak mendengar orang-orang yang mencibir diriku, dan karena itu, aku sudah lelah mendengar orang-orang menyuruhku untuk menyayangi diriku sendiri. Tapi... Kata-kata dari Koga-kun, meskipun kau mengatakan hal yang sama, itu sugguh menyentuh hatiku."

"Begitu, kah."

"Apa sungguh, diriku yang begini──masih pantas untuk memiliki teman?"

"Tentu saja. Meskipun seberapa banyak Narushima-san mengatakan kalau ia membenciku."

Narushima-san sekali lagi menyeka air mata di ujung matanya. Jadi, kenapa kau malah ikutan menangis.



"Ahaha. Umu, aku sangat membencimu. Tapi sungguh, aku juga berpikir kalau kau adalah temanku."

"Kau membenciku meski menganggapku teman...ahaha, apa-apaan itu. Tapi karena kita adalah teman, kurasa tak masalah."

"Umu. Begini pun tak masalah. Fufufu."

Kami tertawa kecil sambil berjalan di tengah jalan pedesaan yang sunyi.

Sampai akhirnya kami sampai di tempat dimana apartemen kami yang bobrok mulai terlihat.

"H, hei..."

Tiba-tiba Narishima-san memecah keheningan.

"Mumpung bisa kutegaskan, ada hal yag ingin kukatakan pada Koga-kun... Kupikir mungkin kau tak akan mempercayainya."

"Apa itu?"

Saat ini aku tak akan terkejut dengan apapun yang ia katakan. Setelah berbagai hal yang ia katakan padaku.

Kemudian, apapun yang dikatakan oleh temanku Narushima Yoru, aku akan mempercayainya.

Narushima-san yang sedang resah, menatapku dengan ragu dan malu-malu.

"Aku masih perawan lho."

"Pembohong!?"

Aku spontan berteriak.

Eh nggak, sudah pasti begitu kan? Soalnya pasal itu, mau bagaimanapun, aku tak bisa mempercayainya.

Narushima-san menunjukku dan mundur tanpa sebab.

"Tuh, kan, sudah kuduga! Aku sudah merasa kalau kau pasti salah paham dengan 'bermain dengan laki-laki' yang tadi kukatakan!"

"Sekarang ini kau tak pelu berbohong seperti itu kau tahu? Apanya yang perawan? Jangan konyol!"

"Gue nggak bohong woi! Beneran, gue belum pernah ngapa-ngapain! Ciuman pun belum pernah!"

"Lalu yang dari tadi kau bicarakan itu apa?! Sejak kau SMP, tentang orang yang lebih tua di SMA, tentang orang yang sudah bekerja, dan bahkan tentang om-om juga ada pula! Kalau lu kencan dengan mereka, nggak mungkin lu nggak ngapa-ngapain!"

"Makanya kubilang, sungguh aku tak melakukan apapun!"

Pecakapan tersebut berlangsung selama beberapa menit.

Kelihatannya si oppai Yin-Yang ini memang benar-benar tak bersalah.

Dia mencari cinta dan bertemu seseorang yang kelihatannya lebih tua, tak lama kemudian terasa sesuatu yang janggal, dan pada akhirnya dia tak bisa lagi menghubunginya.

Tapi itu semua tentu saja jika kau mempercayai kata-kata Narushima-san.

"Kalau kau nggak ciuman, berarti itu nggak bisa dibilang pacaran dong?"

"Tuh, kan. Laki-laki pasti ngarahnya langsung kesana."

Narushima-san menghela nafas ketika menatapku.

"Tapi sebenarnya mungkin seperti itu. Sampai sekarang, hubunganku dengan semua orang yang telah kupacari hanyalah nongkrong berdua saja, akupun tidak begitu menyukai mereka semua."

Padahal dia tidak menyukainya tapi dia pergi nongkrong dengannya....kok bisa seperti itu. Kuyakin banyak hal yang terjadi pada Narushima-san, dan seperti yang kuduga, dia cewek yang cukup jahat.

"...Tapi, orang-orang yang berbahaya juga ada bukan?"

Seperti orang yang ingin menciumnya dengan paksa, ataupun orang yang ingin membawanya ke hotel dengan paksa.

Aku tak berani mengatakannya dengan jelas, tapi dia pasti mengerti maksudku.

"Ada kok. malahan hampir setiap hari. Makanya kubilang tidak seperti itu."

"Dimana bedanya? Lagipula jika seeorang didekati oleh orang dengan oppai brutal seperti itu, pastilah laki-laki manapun akan salah paham!"

"Ah, tentu saja aku tertarik dengan hal-hal berbau mesum kau tahu? Tetapi selama ini semua orang yang kutemui tidak seperti yang kau bayangkan. Hanya saja aku tak bisa mengungkapkannya dengan baik."

Lagi-lagi dia mengatakan hal kotor dengan santainya....Sudah kuduga, bagiku si raja perjaka ini, godaan semacam itu terlalu berat.

"Padahal kau sudah pernah bertemu dengan orang yang berbahaya, tetapi mengapa kau tak berhenti memancing para lelaki?"

"Akupun heran mengapa... Yahh, mungkin karena aku adalah makhluk yang seperti itu?"

Apa mungkin, dia adalah tipe orang yang merasa khawatir dan kesepian bila tak punya pacar?

"Sejak dulu ku merasa bahwa kau itu seperti binatang kecil, tapi ternyata kau benar-benar seperti kelinci."

"Ahaha. Kau mengatakan hal yang menarik~. Kelinci akan mati bila mereka kesepian bukan? Kurasa ada benarnya juga."

"Hei, aku mendengar sesuatu yang aneh. Kau sungguh ingin jadian dengan Seiran bukan?"

"...Umu. Tentu saja."

"Itu... Berarti kau menyukainya kan?"

"Tentu saja aku menyukainya. Sampai saat ini, dialah orang yang paling kusuka. Tapi aku masih belum tahu ini cinta atau bukan."

"Apa-apaan itu. "Suka" dengan "Cinta" dimana bedanya?"

Narishima-an menyorotku sambil berpikir.

"...Tentang itu, aku juga tak tahu. Karena itulah aku ingin serius jadian dengannya, dan aku ingin memastikannya dengan benar. Karena Seiran itu sungguh tipeku."

Soalnya kelihatannya Narushima-san menyukai laki-laki yang lebih tua darinya, dan Seiran yang dewasa, pasti dia akan menembaknya.

Tapi, sepanjang pembicaraan yang kudengar, kau bilang kau akan coba jadian dulu dan akan kau putuskan perasaanmu itu cinta atau bukan setelahnya, begitu?

Cinta yang seperti itu mungkin saja ada....Tetapi bagiku yang hanya anak kecil, aku sama sekali tak mengerti hal itu.

"Jika pandangan dari Koga-kun, mungkin kau berpikir bahwa perasaan yang setengah hati seperti itu hanya merusak grup bukan? Cewek ini bener-bener nggak ada harapan."

Umu. Aku juga berpikir begitu. 

Tapi yahh, jika Narushima-san sudah yakin akan hal itu, maka dia pasti akan melakukannya.

Kemarin Narushima-san sudah bilang padaku kalau dia akan menunggu sampai rencana bermain musim panas kami selesai untuk menyatakan perasaannya.

Kalau begitu, yang harus kulakukan hanyalah membuat kenangan untuk kelompok 5 orang ini sebanyak-banyaknya sampai saat itu.

Dan jika dia tak berjalan baik dengan Seiran.

Meskipun nantinya akan sulit bagi Narushima-san untuk kembali ke kelompok ini, meskipun nantinya dia akan pergi meninggalkan kami seperti dulu.

Setidaknya kenangan tentang waktu yang ia habiskan untuk bersenang-senang bersama teman, kuharap itu bisa mengobati rasa kesepiannya walau hanya sedikit.

Seberapapun bodohnya diriku, pasti akan kulakukan.

Akhirnya kami sampai di apartemen, lalu kami menaiki tangga yang penuh dengan karat itu.

Di balik tembok yang tipis ini adalah kamarku, dimana Seiran dan yang lainnya sedang menungguku sambil tertawa-tawa hingga suaranya sampai ke luar.

"Hei, Koga-kun."

Narushima-san yang berada di belakangku memanggilku, jadi aku berbalik.

"Itu...Punya teman seperti ini, ternyata lumayan menyenangkan juga."

Itu, entah itu sosok kucingnya atau bukan, aku selalu mendapat senyumannya yang sebenarnya.

Ah, mulai dari sekarangpun, aku akan membuat rencana yang lebih menyenangkan lagi.

Aku akan membuat Narushima-san menikmati sepenuhnya waktunya untuk bersenang-senang bersama teman.

Karena itu, kumohon padamu, jangan pernah lagi kau tunjukkan padaku wajah kesepianmu itu.

Sebagai ganti agar kau tak mengatakan kalimat memalukan itu.

Aku mendorong punggung Narushima-san, dan membiarkannya untuk membuka pintu yang tipis itu, dimana teman-teman menunggu dibaliknya.




0

Post a Comment