NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Tomodachi no Ushiro de Kossori Tewotsunaide - Volume 1 - Chapter 4 [IND]

 


Translator: Aldiwang 

Editor: Tanaka Hinagizawa 

Chapter 4 - Kunjungan



 ──Aku akan membuatmu lebih tertarik lagi dengan gadis, dan aku akan menunjukkan padamu bahwa cinta itu lebih dari sekedar rasa suka pada teman──

Saat itu sudah lewat jam enam malam ketika Yoru Narushima mengatakan itu padaku.

Telepon (atau bel lebih tepatnya) dalam ruanganku berdering.

Tentu saja, aku tahu siapa yang datang, jadi aku bingung antara membukakan pintu untuknya atau tidak.

"Hey, Koga-kun. Apa kau lupa janji kita?"

Dari sisi luar pintu, terdengar suara ketukan bersamaan dengan suara yang keras.

"Bukankah kau bilang kau ingin mandi bersamaku~!?"

Sialan, omongannya terlalu sembarangan....! Dia bisa membuat tetangga salah paham...!

Mau bagaimana lagi. Aku harus membukakan pintunya.

"Ah, rupanya kau ada. Kukira kau sedang keluar."

"Um, kau tahu...tembok apartemen di sini sangatlah tipis, jadi kalau mau bohong tolong jangan keras-keras..."

Narushima-san tertawa di samping pintu, tanpa mendengarkan apa yang kukatakan.

Tak hanya itu, dia merangkulku lalu masuk ke ruanganku dengan seenaknya.

"Aku baru saja selesai pindahan sebelum siang, tetapi membersihkan ruangan dan sebagainya, semuanya selesai dengan cepat. Dalam sekejap tubuhku basah oleh keringat karena bekerja seharian penuh."

Pakaian Narushima-san yang sekarang hampir sama dengan ketika aku melihatnya pagi tadi, tetapi desain pada kaosnya berbeda. Sepertinya hanya atasannya saja yang berubah.

Tung selangkanya terlihat di bawah lehernya, sedikit mengkilat karena keringat....

Narushima-san mengalihkan pandangannya padaku.

"Apa yang kau lihat? Bukankah aku sudah mengenakan bra?"

Tentu saja. Akan aneh baginya jika memakainya dengan kondisi dadanya yang seperti itu.

Lalu dia menggodaku dengan senyuman penuh ejekan dan kemudian,

"Ah, apakah Koga-kun punya fetish keringat? Mungkin ini agak memalukan, tapi maukah kau mengendusnya?"

"B-ba, ba, dasar bodoh!?"

"Ayolah, ayolah. Seorang gadis sudah mengizinkan untuk mengendusnya, jadi mengapa kau tidak blak-blakan saja dan melakukannya~?"

Kaosnya melebar ketika dadanya bergoyang dibaliknya dengan suara "boing" ketika ia mendekat padaku.

"J-jangan mendekat, dasar kau manusia biasa yang cabul dengan dadamu, penipu, dan sangean!"

"Uwa~, hinaannya panjang banget. Itu sungguh buruk."

"K-kau kemari untuk menumpang mandi, bukan? K-kau sudah tahu tempatnya, gunakanlah sesukamu."

"Terima kasih♪."

Narushima-san menyelinap diantara tirai di dekat dapur lalu meletakkan tas selempang yang menggantung di pundaknya.

Denah apartemen ini adalah 1K, dengan delapan tikar tatami yang terbagi sepanjang Washitsu dan sebuah dapur terpisah, seluruh failitas air seperti kamar mandi dan toilet, semuanya terletak di bagian dapur.

Meski terpisah, ada sedikit perbedaan tinggi antara Washitsu dan dapur, jadi aku memutuskan untuk memasang tirai disana. Bisa dibilang area di depan dapur adalah ruang ganti.

Namun, panjang tirai tersebut hanya cukup untuk menutupi sampai atas lutut.

Sejak awalnya, ruang ganti tidaklah dibutuhkan bagi seorang laki-laki yang tinggal sendirian, itulah mengapa banyak ruang kosong.

"Aku sudah menghubungi perusahaan gas, dan mereka bilang akan datang besok untuk membuka katup gasku. Tempatku yang sebelumnya menggunakan peralatan yang serba elektrik. Karena itulah aku hanya memikirkan listrik dan internet."

Narushima-san mengatakan itu dari balik tirai dan kelihatannya dia sedang melepas celana seksinya.

"Ah, kudengar kau harus ada ditempat ketika mereka sedang membuka katup gas. Sungguh merepotkan."

Lalu sebuah kaos terjatuh di kaki Narushima-san.

Kemudian yang terjatuh setelahnya adalah bra yang mendukung dada jahatnya.

Akhirnya, dia mengangkat kakinya yang putih dan ramping──T-tunggu, kenapa aku ngeliatin dia terus?

"...Mungkinkah, dari tadi Koga-kun sedang memelototiku?"

Suara Narushima-san datang dari sisi lain tirai.

Bukannya marah, suaranya malah terdengar ia menikmatinya, dan tentu saja itu menyusahkan.

"A-aku tak melihatnya."

Dengan panik, aku mengalihkan pandangan ke arah lain, tetapi suaraku malah membuatnya lebih senang lagi.

"Aku tak akan mempermasalahkan jika itu Koga-kun. Lagipula, aku ingin agar Koga-kun lebih punya ketertarikan dengan wanita."

Aku tak bilang aku tak punya ketertarikan. Hanya saja aku tak begitu peduli dengan yang namanya pacar.

"Hey, hey Koga-kun... Sekarang aku benar-benar telanjang dibalik tirai ini, tapi jika aku adalah Honoko-chan, bukankah akan lebih menarik?"

Aku membayangkannya sesaat.

Adegan dimana Asagiri Honoko-san datang ke apartemenku untuk bermain, lalu izin untuk menumpang mandi.

Kemudian seperti yang sedang dilakukan Narushima-san sekarang, yaitu melepaskan pakaiannya satu persatu di balik tirai yang tipis...

Ah, sialan, berhenti! J-jangan pikirkan hal itu!

"Fufu~ Ingatlah untuk tidak menciumi pakaian dalamku ketika aku sedang mandi oke?"

"Siapa juga yang mau negelakuin hal itu?"

"Tentu saja kau!"

S-sungguh, orang ini....d-dia benar-benar berbeda dengan ketika di sekolah!

Kemudian ada suara pintu kamar mandi tertutup.

Diikuti dengan suara air yang membasahi kulit Narushima-san.

Sial...dia sedang mencoba membuatku lebih tertarik dengan wanita, tapi dia hanyalah peniru yang membosankan. Sebenarnya, gas di tempatnya sudah menyala sejak lama.

Maksudku.... Kamar mandi disini belum pernah digunakan selain olehku.

Yang pertama dan terpenting, ini pertama kalinya aku mendengr suara gadis yang sedang mandi.

Ugh, benar-benar merepotkan...., tunggu, pasti ini yang dia inginkan! Aku bisa membayangkan wajahnya yang saat ini tersenyum di kamar mandi───h-harusnya aku tak memikirkan itu!

Aku mengeluarkan headphoneku lalu memakainya, dan menyetel musik dari handphoneku dengan volume penuh.

Dengan begitu, aku bisa terhalang dari tipuan jahat Narushima-san.

Lalu aku merasakan tepukan di pundakku, akupun melepas headphoneku dan berbalik.

Disana berdirilah Narushima-san yang baru selesai mandi dan sudah mengganti kaosnya dengan yang baru.

Dibawah cahaya lampu, rambutnya yang panjang dan basah terlihat mengkilat.

"Aku baru ingin meminjam haduk mandi, dan dimana pengering rambutnya?"

Sambil mendengus, aku memberikannya pengering rambut yang tergeletak di karpet dengan kasar.

Narushima-san benar-benar terkejut. Tentu saja, itu bukan karena aku memberikan pengering rambut itu dengan kasar.

"Ugh, kau meletakkan benda seperti ini di tempat itu dan bukannya di kemar mandi. Apa kau tidak mengeringkan rambutmu sambil berkaca?"

"Tak masalah. Aku punya cermin di atas meja."

"Uwah...jadi kau menggnakan cermin kecil di mejamu untuk menata rambutmu? Apa kau tidak tahu bahwa laki-laki yang kurang memperhtikan penampilannya akan dianggap tidak menarik oleh orang lain?"

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak mencoba untuk menjadi populer seperti dirimu. Nih, ambil dan bawalah ke kamar mandi."

Mencoba mengusirnya, aku memberikan tatapan jengkel pada Narushima-san yang sedang memegang pengering rambut di tangannya.

"Tapi jika aku menggunakan kamar mandi, bukankah Koga-kun jadi tidak bisa menggunakan kamar mandi? Apa boleh buat, aku akan menggunakan cermin di atas meja."

Apa?

Sama sepertiku, Narushima-san juga bingung.

"Koga-kun, kau ingin mandi, kan? Kau tahu, mandi."

...Baiklah, yeah.

Aku belum ingin untuk menggunakan kamar mandi, meskipun akan canggung jika aku berada disini.

Bau harum dari shampo yang digunakan Narushima-san juga membuatku berpikir begitu.

Mungkin Narushima-san juga menggunakan shampoo yang sama dengan yang kugunakan di kamar mandi, tetapi.

Karena baunya bercampur dengan bau yang manis, yang merupakan keanehan pada wanita, aromanya sangatlah berbeda.

Karena itu aku merasa gugup dan sedikit tak nyaman.

"Kalau begitu aku mau mandi, dan kalau rambutmu sudah kering, pulang sana."

"Hey, hey. Apa kau sedang mendengar musik di handphonemu?"

Seperti yang diduga, Narushima-san tidak mendengarkanku sama sekali dan menunjuk ke arah headphone yang tergeletak di lantai.

"...Memangnya kenapa?"

"Bolehkah aku meminjamnya sebentar? Aku penasaran musik macam apa yang kau dengarkan, Koga-kun. Ah, apakah kau tipe orang yang tidak suka ketika orang lain menggunakan hedphonemu?"

Pada momen seperti ini, memangnya ada orang yang peduli hal kecil semacam itu?

"Aku tidak begitu mempermasalahkannya, namun, gunakan ini saja. Kira-kira isi musiknya hampir sama."

Aku membuka tablet PC yang tadi kutaruh di kasur lalu memberikan padanya.

"Pulanglah kalau rambutmu sudh kering. Tak perlu mengunci pintunya."

"Terima kasih."

Narushima-san mulai mengeringkan rambutnya dengan pengering rambut sambil bersenandung dan mengoperasikan tablet itu.

Aku berjalan menuju tirai, melepas pakaianku, dan masuk ke kamar mandi.

Kamar mandi yang baru saja digunakan Narushima-san dipenuhi dengan aroma manis yang masih tertinggal.

Lalu diriku terputus dengan realita.

Dari seluruh manusia yang bisa pindah ke ruangan sebelahku, mengapa harus 

Terlebih lagi, dia menggunakan kamar mandiku dihari pertama dia pindah.

Apa yang harus kukatakan pada Seiran dan Shintarou?

Yahh, normal saja jika kukatakan bahwa dia tinggal di ruangan sebelah, tetapi kenapa harus serigala gilaberbulu domba yang satu ini.

Selain itu, aku tak punya hal apapun yang bisa disalahkan.

Tunggu. Jika ada sesuatu seperti itu, maka itu adalah...

Narushima-san, yang sedang memainkan tablet PCku sekarang.

──Dipikir-pikir, bukankah itu ide yang buruk?

Contohnya saja, dia bisa melihat situs porno yang akan tertulis di riwayat pencarianku, ataupun hal yang lain...

Tidak, itu tidak bagus! Cewek itu pasti melihat yang begituan!

Dengan panik, aku berlari dari kamar mandi dan cepat-cepat mengeringkan tubuhku.

Lalu buru-buru memakai jerseyku, dan langsung kembali ke ruanganku.

"Hey, Narushima-san! Berhentilah menggunakan tabletku───"

"Hmm?"

Narushima-san yang sedang memainkan tablet di atas meja berbalik dan melepas earphone.

"Urusan kamar mandimu cepat sekali. Apa kau yakin tak akan masuk angin?"

"Um...kau tak melakuan hal aneh dengan itu, kan?"

"Hal aneh? Apa, maksudmu seperti memeriksa riwayat pencarianmu atau semacamnya? Ahh, aku tak berpikir sejauh itu. Ya ampun, aku tertarik dengan situs nakal yang Koga-kun lihat ketika ia sedang sendirian."

...Jadi dia tak melihatnya? Dia sungguh hanya mendengarkan musik?

"T-tapi, bagaimana aku mengatakannya... Aku tak tahu kau mendengarkan musik dewasa. Ada beberapa musik jazz lama disana. Aku sedikit terkejut."

"Aku hanya memasukkan beberapa CD yang kupinjam dari Seiran. Kebanyakan musik dalam tablet ini berasal dari sana."

Seiran, seorang penyuka musik, sering meminjamkanku CD miliknya, jadi sangat dibutuhkan perangkat luar untuk tabletku.

"Heh~. Seperti yang diduga dari Seiran-kun, dia punya hobi yang bagus. Ditambah lagi dia masih menggunakan CD, yang membuatnya seperti orang yang populer."

Terserah deh.

"Tapi kau tahu cukup banyak, bukan? Tentang jazz apalah itu."

"Yahh, aku mendengarkan semua jenis musik."

Itu adalah hobi yang cocok dengan Seiran.

"Jadi, kau belum pulang?"

Aku bertanya padanya sambil menghela nafas dan duduk di kasurku, lau dia dengan simpel menjawab,

"Ya."

"Kenapa? Bukankah kau membenciku, Narushima-san? Aku yakin kau tak bisa menahan pemikiranmu untuk berada di dekatku lebih lama lagi."

"Ya, aku memang membencimu. Tidak, biar kuperjelas. Aku sangat membencimu hingga aku berharap kau tak pernah ada, wahai bocah raja perjaka agung."

"Kalau begitu sebagai bocah raja perjaka agung, aku memerintahkanmu untuk pulang. Pergi sana."

[Fufu], dia berdiri sambil tertawa seperti itu, lalu, entah mengapa, dia malah pergi menuju dapur.

"Hey, pintu arahnya kesana..."

Dengan mengabaikan perkataanku, dia mengambil tas selempangnya yang tadi dia taruh dekat kulkas.

Lalu, dia mengambil satu pak daging dan melempar senyuman padaku.

"Aku akan membuatkanmu makan malam."

───Apa?

...Tidak, Narushima-san datang kemari untuk menumpang mandi, dan aku ingat dia susah payah membawa tas yang besar.

Tapi seperti yang kuduga, aku tak pernah membayangkannya melakukan sejauh ini.

Aku tak pernah mengira bahwa dia akan berbelanja ke supermarket sebelum datang ke rumahku.

Ditambah lagi, di akan membuat stew daging dan kentang dengan bahan yang telah ia beli.

Juga salad musim panas dari sayuran segar, tomat dan timun yang diiris, ditambah brokoli.

Dibarengi dengan nasi dan sup miso. Itu akan menjadi menu makan malam kami.

"Aku sudah membuat sup miso instan, jadi kau harus menikmatinya. Aku sudah memutuskan bahwa miso yang kubuat sendiri hanya akan kuberikan untuk pacarku."

Aku tak begitu peduli dengan obsesi semacam itu.

"Baiklah kalau begitu, waktunya ma...──um, ada masalah apa, Koga-kun?"

Narushima-san dengan tangannya yang mengatup di depan makanan yang berbaris di atas meja kebingungan karena diriku yang memebeku di depaannya.

"Apa sebegitu mengejutkannya jika aku bisa memasak?"

Tidak, aku sudah tahu itu. Bahkan sebelumnya orang ini sudah pernah membuatkan makan siang untuk Seiran.

"...Apa ini merupakan salah satu dari rencanamu?"

"Nfufu. Apa?"

Dengan siku yang berada di atas meja, Narushima Yoru menatapku tanpa ekspresi.

Jika kau melihat wajahnya sekilas, itu sangatlah imut. Hanya itu satu-satunya hal yang bisa kuakui dengan jujur.

Lagipula, aku memandangi wajahnya.

"Seperti, kau ingin membuatku lebih tertarik pada gadis dan seperti kau menunjukkan padaku betapa indahnya jika ada gadis yang menyiapkanmu makanan."

"Yahh, sebagiannya begitu karena gas di tempatku belum menyala, jadi itu setengah benar."

Jadi masalah gas yang tadi memang benar.

"Omong-omong, aku mendengar bahwa Honoko-chan juga bisa memasak. Jika kau berkencan dengan Honoko-chan, aku yakin dia akan datang membuatkanmu makanan dengan penuh cinta."

"Itulah mengapa aku tak akan berkencan dengannya. Jadi, apa yang setengahnya?"

"Itu rasa termakasihku karena telah meminjamkan kamar mandi."

Tidak, sungguh.

"Bagaimanapun, Koga-kun, kau hanya memakan makanan dari toserba bukan? Untuk saat ini, biarkan aku mengurus kesehatanmu. Makanlah."

Sungguh, aku heran, orang seperti apa dia?

Di depan semua orang, dia hanyalah seekor kucing. Namun hanya di depanku dia menunjukkan warnanya yang sebenarnya.

Lagipula, dia mengatakan hal yang kasar, dia sangatlah membenciku.

Tapi dia berterima kasih padaku untuk hal sepele seperti meminjamkan kamar mandi, dari sekian hal lainnya.

"Jangan-jangan, Koga-kun menyukai cewek rumahan? Meski begitu, tak bagus jika kau jatuh cinta padaku, okay?"

Dengan tangan di bibirnya, Narushima-san cekikikan.

Kan, wajah provokatif seperti ini bukanlah sesuatu yang akan ia tunjukkan di sekolah.

"Aku ingin agar kau lebih tertarik dengan gadis, tapi jangan jatuh cinta padaku."

"Penipu dan orang biasa berkepala idiot, siapa yang akan jatuh cinta dengan manusia semacam itu?"

"Fufu, aku senang mendengarnya. Soalnya aku sedikit khawatir bahwa raja perjaka, Koga-kun akan salah paham. Tipeku bukan bocah idiot seperti Koga-kun, jadi sepertinya akan baik-baik saja."

"Begitukah? Kalau begitu, kukira itulah yang terbaik."

"Baiklah, ayo makan sebelum makanannya dingin."

"Itadakimasu", aku mengatakan itu sembari meletakkan sumpitku pada Nikujaga (stew daging dan kentang) yang dibuat gadis bermuka tebal itu.

Dagingnya sangat empuk, dan dashinya juga sangat enak, aku tak bisa berkomentar apapun.

"Jadi bagaimana? Apa makanan yang dibuat gadis enak? Apa sekarang kau ingin punya pacar?"

Narushima-san sedikit memajukan badannya dengan semangkok nasi di tangannya.

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, jawabanku tetap tidak. Jujur saja, aku bersyukur atas makan malamnya, tapi percayalah padaku ketika kubilang aku tak punya keinginan untuk memiliki pacar."

"Tapi kupikir Koga-kun dan Honoko-chan akan cocok. Meski hanya percobaan, mengapa kau tak mencoba keluar bersamanya sekali? Mungkin saja kau bisa menyatakan perasaanmu dan itu akan sukses besar!"

"Itu, yahh..."

Aku meletakkan mangkok nasiku dengan rasa heran.

"Aku ingin tahu apa yang membuatmu berpikir bahwa itu tak akan berhasil. Ugh, itu, hey..."

"Aku akan melakukan apa yang kuinginkan. Dan tak mungkin kami akan berkencan. Aku yakin itu. Aku juga sudah pernah bilang padamu bukan? Aku lebih suka bersenang-senang bersama 5 orang yang sekarang."

"Aku tak berpikir hubungan antara 5 orang akan berubah hanya karena kita berkencan."

"Itu pasti berubah."

Secuil ingatan tahun keduaku di SMP terlintas dalam pikiranku.

Kazumichi dan Megumi. Kami berempat—termasuk Shintarou dan aku.

Kami selalu melakukan apapun bersama, tapi ketika Kazumichi dan Megumi mulai pacaran, kami mulai terpisah. Itu udah jelas. Setelah dua orang berpacaran, tak mungkin kami bisa bersama lagi.

Meski begitu, aku terus pecaya bahwa hubungan kami berempat tidak akan berubah. Aku selalu mengikuti mereka kemanapun mereka pergi. Tapi gara-gara itu, aku hanyalah menjadi orang bodoh, jahat, dan kurang ajar yang gagal menyadari bahwa aku sedang dihindari oleh mereka berdua.

...Ini mustahil, tapi anggap saja aku kencan dengan Asagiri Honoko.

Akankah kami berlima tetap bertahan seperti sekarang? Contohnya saja, ketimbang menghabiskan waktuku bersama Asagiri-san, aku lebih mengutamakan waktu untuk kami berlima....tidak, itu musathil.

Karena jika aku melakukan hal itu, mereka pasti akan bilang seperti ini padaku.

"Lebih seringlah bermain dengannya."

Dan karena alasan itu, semuanya akan semakin terpisah dan menjauh. Tak hanya Asagiri-san saja, tapi itulah yang akan terjadi jika kau sudah punya pacar.

Jika akan begitu jadinya, aku lebih memilih untuk tidak punya pacar.

Terpisah dengan Shintarou dan Seiran——aku tak menyukai itu.

Jika dipikir-pikir, bukankah itu membuatku seperti anak kecil?

Tetap bersama temanmu ketimbang melakukan sesuatu bersama pacar.

Bukankah itu hal yang aneh untuk dipikirkan?

"Jika kau ingin bermain lebih sering dengan semuanya, bagaimana jika kalian melakukan double date? Koga-kun dan Honoko-chan berpacaran, aku juga akan pacaran dengan Seiran-kun, lalu kita akan keluar bersama. Bagaimana?"

Aku sedikit jengkel ketika Narushima-san mengatakan itu dengan santainya.

"...Lalu, Shintarou bagaimana?"

"Aku akan mengenalkannya pada seseorang yang baik. Aku tak punya banyak teman, jadi aku hanya akan bertanya pada Honoko-chan. Jadi semuanya akan punya pacar. Semuanya akan senang. bukankah itu ide yang bagus?"

"Itu ide yang konyol. Apa kau sebegitu inginnya untuk jatuh cinta?'

"Tentu saja."

Narushima-san tersenyum padaku.

"Aku hanyalah makhluk yang seperti itu."

"...Aku sama sekali tak bisa mengerti dirimu. Anggaplah kau pacaran dengan seseorang hingga kau terpisah dan tak bisa tetap bersama. Jika begitu, lebih baik jika sejak awal kau tak punya pacar."

"Itu hanya penilaianmu, Koga-kun. Penilaianku berbeda."

Narushima-san mengarahkan tangannya ke pipiku.

Lalu ia mengambil sebutir nasi yang menempel disana dengan telunjuknya.

"Aku ingin punya cinta yang hangat. Tubuhku, pikiranku, dan hidupku, aku ingin menyerahkan semua yang kupunya pada laki-laki yang menjadi takdirku. Untuk alasan itu, hal semacam teman, aku tak lagi membutuhkannya. Honoko-chan adalah teman dekatku yang berharga, tetapi jika kami jatuh cinta pada orang yang sama, aku akan memilih laki-laki itu tanap ragu. Meski itu akan membuat segalanya bertambah buruk diantara aku dan Honoko-chan."

Dia terus menatapku dan meletakkan bibirnya ke arah nasi yang berada pada telunjuknya.

"Omong-omong, aku sudah bilang ini pada Honoko-chan. Aku juga sudah memtusukan untuk memberitahu semua gadis yang ada di sekitarku."

Cara kami berpikir sangat berbeda dari dasarnya, dan itu bukanlah hal yang bisa kupotong seberapapun jauhnya apa yang kulakukan.

"...Jika dipikir lagi, kita sangatlah tidak cocok."

"Kau baru menyadarinya sekarang?"

Narushima-san memberikan senyuman jahat padaku.

"Karena alasan itu, aku akan terus mendekati Seiran-kun seperti yang kulakukan sebelumnya. Dia mungkin saja akan menjadi laki-laki yang ditakdirkan untukku. Koga-kun sepertinya lebih ingin mempertahankan hubungan kelompok kita, tapi aku tak peduli itu."

"Jadi....itu yang akan kau lakukan, tetapi..."

"Tetapi jika Seiran-kun dan aku akan pacaran, Koga-kun akan bilang 『Itu akan menyakitkan karena aku tak bisa nongkrong bersama Seiran-kun lebih sering lagi』, begitu bukan? Memang dasar kau raja perjaka."

"Tak hanya Seiran-kun, tapi juga kau, Narushima-san. Aku sudah bilang bahwa aku lebih senang bila kita berlima."

"........"

Narushima-san membeku seketika dan menundukkan pandanganya.

"....Aku mengerti.....jadi aku masih seperti itu, kah.......heh, sungguh manusia yang hebat..."

Dengan rasa berat menggerakkan bibirnya, ia bicara sendiri dengan suara yang tak jelas dan pelan.

"Meskipun...kutahu bahwa...hubungan kita yang sekarang tak akan berlangsung selamanya, tak mungkin seperti itu..."

Kesampingkan entah Narushima-san dan Seiran bisa saling akur atau tidak, selama cinta terlibat, kami berlima tak akan bertahan seperti sekarang. Jika itu terjadi, tak ada pilihan yang bisa kuambil selain menerimanya. Aku tahu itu.

Aku hanya takut. sama seperti saat itu, ketika aku terus mempertahankan pertemanan kami hingga mereka tiba-tiba berubah. Ini sudah menjadi trauma psikologis bagiku.

Aku dan Narushima-san sama-sama masih terdiam.

Dalam ruangan yang tak ada apapun selain suara dari kulkas yang murah, orang pertama yang memecah keheningan tersebut adalah,

"....Ahhh~, sungguh menyebalkan."

Narushima-san menghembuskan nafas kesal.

"Kautahu, aku tertarik dengan seseorang yang berada dalam kelompok yang sama denganku bukan berarti aku hanya akan mengatakan 『Baiklah, aku menyerah』! Aku juga suka saat kita berlima bersama! Jangan buatku tertawa!"

Yeah.

itu adalah argumen yang sesuai.

Bahkan diriku kehilangan kata-kata.

"Perjaka, perjaka, kau perjaka sialan! Jika kau sebegitu frustasinya, mengapa kau tak adu bacot saja denganku! Setelah gadis bicara sebanyak ini padamu, kau tak boleh diam saja! Dasar bodoh, Idiot!"

Mengapa dia sangat emosional akan hal ini?

"Hey, hey, apa kau tak ingin menyentuh dadaku? Aku akan membiarkanmu menyentuhnya sebagai permintaan maaf karena telah meledekmu terlalu jauh~"

Fakta bahwa orang biasa penipu dan cabul ini mengatakan banyak hal kelewatan membuatku marah.

Karena itu, aku menekan tombol playback pada handphoneku.

『"Hey, hey, apa kau tak ingin menyentuh dadaku? Aku akan membiarkanmu menyentuhnya sebagai permintaan maaf karena telah meledekmu terlalu jauh~?"』

"Kenapa kau merekamnya?"

Tanpa jeda sedikitpun, Narushima-san merebutnya dan menghapus data rekaman.

"Aku mengerti apa yang kau bilang, dan kupikir kau benar. Namun, itu sedikit melukaiku."

"Aku tak bisa melemahkan penjagaanku....Sungguh, orang ini terlalu cerdas."

"Jika itu tentang makanan dari Narushima-san, aku memakannya dengan baik."

"Kau memang dungu! Sungguh, mati saja sana!"

Lidahnya benar-benar brengsek. Sungguh, kuingin Seiran dan yang lainnya mendengar ini.

Setelah kami selesai makan, Narushima-san langsung mencuci piring.

Aku tak enak memintanya melakukan hal terlalu banyak, jadi aku mencoba memintnya untuk berganti tempat, tapi dia tak mau beranjak.

"Tak masalah. Aku adalah tipe orang yang lebih suka mencuci piring sendirian."

"Kalau begitu, bagaimana jika aku membantumu?"

Aku mengambil spon lainnya, dan kami mulai mencuci piring bersama.

"Fufu. Berdiri bersebelahan di dapur seperti ini, seakan kita tinggal bersama."

"Tinggal bersama Narushima-san, memikirkannya saja sudah mengerikan."

Komentar sembarangan seperti itu,

"Ahaha, memang akan sulit jika kau hidup bersama denganku. Aku akan menginginkan tubuh Koga-kun setiap hari."

Dibalas dengan jawaban yang lebih sembarangan.

Aku hampir menjatuhkan mangkok yang sedang kucuci.

Tolong jaga ini sebagai rahasia.

"Tapi, Koga-kun, aku yakin kau lebih menyukai Honoko-chan bukan?"

"Itu benar."

"Ah, jadi kau mengakuinya~. Jadi apa itu maksuudnya..."

"Aku mengakui bahwa aku menyukai Asagiri-san, tapi aku tak ingin kencan dengannya."

"Apa kau tak berpikir itu kasar buat Honoko-chan~?"

"Itulah mengapa aku tak akan memberitahunya."

Lalu Narushima-san bersiap untuk pergi.

"Kalau begitu, aku akan pulang."

"Ah."

Aku sedang berada di kasurku memainkan handphoneku dan melambai padanya tanpa melihatnya.

"Aku senang kita bisa mengobrolkan banyak hal hari ini. Pokoknya, aku bisa bilang bahwa Koga-kun adalah seseorang yang sangat ingin mempertahankan keutuhan kelompok."

"Aku mengerti."

Aku mengatakannya dengan dingin, tanpa ragu, tapi karena itu, aku senang kami punya kesempatan untuk mengobrol hari ini.

Karena itu membuatku memahami seberapa serius Narushima-san dalam masalah cinta.

Cinta lebih penting daripada teman. Demi cinta, dia bahkan mau memutuskan hubungan dengan teman baiknya.

Cara berpikirnya sangat berkebalikan dengnku.

Tapi kupikir tak banyak gadis yang bisa mengatakan hal itu dengan terus terang.

Meski itulah perasaan yang sesungguhnya dari seluruh gadis di dunia, aku yakin hanya segelintir saja yang bisa mengutarakannya.

Karena dunia cenderung tidak menyukai orang yang mengedepankan cinta dibanding teman.

Biasanya, orang punya banyak teman, namun hanya punya satu kekasih. Wajar saja jika kau hanya fokus pada satu orang saja dan mengatakan sesuatu yang dipandang mengabaikan orang lain, membuatmu dijauhi oleh orang lain. Aku tak begitu memahami hal yag begituan.

Karena alasan itu, karena takut dipandang sebelah mata, tak ada orang yang mau repot-repot mengatakan hal itu.

──Hey, semuanya. Manakah yang lebih penting, pacarmu atau hubungan kita?

──Yahh, pacar memang penting, tapi pertemanan adalah yang paling utama!

Aku sudah melhat banyak gadis yang bicara seperti itu.

Namun, Narushima Yoru bukan salah satu dari mereka.

Dia jelas-jelas mengatakan bahwa [cinta lebih penting untuknya]

Dia bahkan memberitahu teman baiknya, Asagiri-san, bahwa ia sedang jatuh cinta.

Aku tak mengerti bagaiamananya, tapi....dia terlihat benar-benar bebas mengatakan apa yang ia percayai tanpa terikat oleh tampang kemunafikan.

Untuk sesaat, kupikir dia terlihat keren.

Tapi hanya sedikit.

Untuk itu, aku tak akan menyangkal pemikiran cinta seperti ini. Aku menerima bahwa memang ada orang yang seperti ini.

"Aku benar-benar memahami ini ketika aku mengobrol denganmu, Narushima-san. Pendirianmu tentang cinta lebih penting daripada teman, kupikir itu hebat.Y-yahh, aku tak begitu mengerti, tetapi aku tak akan terlibat lebih jauh──"

"Aku akan menyatakan perasaanku pada Seiran-kun tak lama lagi."

"Eh?"

Sambil berdiri di depan pintu apartemenku, dia tersenyum manis.

"Oh, tentu saja, aku tak menyerah padanya. Koga-kun sudah memikirkan rencana untuk bermain bersama selama liburan musim panas, bukan? 5 orang yang biasanya, termasuk aku."

"Itu benar, tetapi..."

Narushima-san meletakkan satu tangannya diatas yang satunya.

"Yahh, sampai saat itu, kita akan tetap dengan kelompok 5 orang yang sekarang."

...Ada apa tiba-tiba bagini?

Tidak, seperti untukku, aku sangat bahagia dengan itu.

"Narushima-san...apa itu sungguh tak apa?"

"Yeah. Baiklah, sebagian dalam diriku ingin lebih dekat lagi dengan Seiran-kun sebelum aku meyatakan perasaanku padanya, tetapi aku sangat penasaran tentang apa yang akan direncanakan oleh seseorang yang sangat menghargai pertemanan seperti Koga-kun untuk kita berlima. Apa itu? Rencana pesta besar besar musim panas? Itu rencana yang hebat jika dilihat dari namanya, bukan?"

"Tentu saja...begitu rencananya, tetapi..."

Narushima-san menganggukkan kepalanya dengan puas dan kembali tersenyum, kali ini dengan senyuman yang menarik.

"Dan aku harus membuat Koga-kun lebih tertarik pada gadis jadi ia bisa termotivasi untuk mendapat pacar. Akan sangat sulit jika nantinya ia menangis dan mengatakan 『Aku tak mau hidup lagi karena dia mengambil temanku』"

"S-seperti yang kubilang, aku tak akan membiarkanmu melakukan hal itu...!"

"Fufu. Koga-kun si perjaka memang cocok untuk digoda~. Kalau begitu, sampai jumpa. Jangan jahat padaku di sekolah, okay?"

"...Itu kalimatku, dasar kau serigala cabul berbulu domba. Kau bisa menyumpah sebanyak yang kau mau jika hanya kita berdua, tetapi di depan semua orang, sungguh, bertingkahlah normal padaku, okay?"

"Yeah. Ini akan jadi rahasia kita berdua saja."

Narushima-san mengangkat jari kelingkingnya, menggoyangkannnya perlahan, lalu berjalan menuju pintu.

Dia berbalik untuk terakhir kalinya.

"Ah, benar juga. Alasanku kesini adalah untuk memasak. Dan satu lagi."

"Apa itu?"

"...Hidup sendirian untuk pertama kalinya, mungkin terasa sepi."

"Eh?"

"Aku meninggalkan sisa stew daging dan kentangnya, jadi makanlah secepatnya."

Setelah pintu yang tipis itu tertutup, aku mendengar pintu ruangan sebelah terbuka.

Apa dia merasa kesepian karena hidup sendirian untuk pertama kalinya?

Itu karena, sampai hari kemarin, Narushima-san dan keluarganya masih makan bersama.

Jadi dia datang ke ruanganku karena dia kesepian?

Jika begitu, mengapa kau memaksa dirimu hidup sendirian meski kau masih di tahun pertama SMA?

Aku tahu dia datang kemari bukan karena dia menyukaiku, tetapi....memikirkan bahwa dia hanya ingin mematahkan rasa kesepiannya...

Senyuman lemah yang ia tunjukkan keika ia pergi, apakah itu tipuan tanpa dosa yang biasanya atau itu sungguhan?

"Aku tak tahu...."

Aku tak tahu,tapi yahh...

Narushima-san sangat memahami keinginanku yang kekanak-kanakan tentang menjaga keutuhan kelompok.

Hanya setelah kami melakukan rencana musim panas dan bermain bersama, apa ia akan menyatakan perasaannya pada Seiran.

Meskipun aku tak terlalu bisa untuk mengatasinya, aku ingin berbuat sedikit lebih baik padanya.

...Lagipula, hidup sendirian untuk pertama kalinya terasa sepi.

Setelah musim panas ini berakhir, hubungan antara kami berlima pastilah berubah.

Karena alasan ini, aku akan membuat kenangan sebanyak mungkin bersama semuanya sebelum itu terjadi.

Sejarah kelam tentang warna hijau, rasa sakit, dan konyolnya hari-hari sekolah kami.

Beberapa jam kemudian, aku berbaring di kasur dan hendak tidur.

Melalui dinding yang tipis, ake mendengar suara yang sangat erotis dan memikat dari ruangan Narushima-san di sebelah.

『Ah, ahn ahn—– kyum-kyumming~~!』

Normalnya, Narushima-san tidak melakukan hal semacam ini.

Aku mengetahui suara aktris bokep dengan baik.

Yeah, mungkin begitu. Itu adalah video yang kulihat kemarin di situs nakal.

Jadi jalang itu memeriksa riwayat pencarian di tabletku. Lagipula, itu sudah kutandai.

Sepertinya link URL itu sudah diteruskan hingga bisa dilihat dari terminal pengguna.

Sebuah pesan dari iblis masuk ke handphoneku.

Narushima Yoru:

【Koga-kun punya kecenderungan seksual yang sangat buruk, bukan? Aku sangat terkejut.】

Ini sungguh yang terburuk. Aku ingin mati.

Lagipula, tak ada gunanya berbuat baik pada wanita jahat sepertinya.

Meski aku telah menutupi seluruh kepalaku, suara gairah dari aktris bokep yang bisa kudengar dengan volume yang indah, sungguh menyayat telinagku.

Malam itu aku tak bisa tidur, terganggu dengan khayalan erotis, persis seperti yang direncanakan Narushima Yoru.




0

Post a Comment