Translator: Aldiwang
Editor: Aldiwang
Chapter 6 - Rencana
Setelah tes akhir semester 1 selesai, akhirnya kami memasuki liburan musim panas.
"Meski cuacanya panas begini, tapi sepertinya kau cukup semangat juga ya."
Seseorang yang mengenakan gaun one-piece dan sedang meminum jus adalah Narushima-san, dia bicara dengan suara mengeluh.
"Fufufu, tentu saja. Lihatlah tubuh indah dari "Extra Neo Junya" keluaran terbaru ini! Berikanlah kesan terbaikmu!"
"Hmm... Kesan penamaan seorang pengendara sangat terasa, aku sampai kasihan sama sepedanya."
Langit saat itu berwarna biru pekat seakan habis dicat.
Pagi musim panas dengan awan kumolonimbus putih tebal menghiasi langit.
Aku sedang mencuci Chari yang dibelikan orangtuaku di belakang apartemen.
(T/N : Chari (チャリ) adalah salah satu merk sepeda yang populer disana. (wikipedia))
Aku mengusapnya dengan spons yang sudah diberi sabun untuk membersihkan noda yang menempel.
Karena Chari itu masih baru, jadi aku harus mencucinya dengan benar. Sepeda ini selalu dijejer diluar gerai, jadi banyak sekali kotoran yang menempel.
"Oiya kalau diingat lagi, Narushima-san tidak punya Chari, kan? Apa kau tidak kerepotan?"
"Umu. Sekolah dan supermarket dapat ditempuh dengan berjalan kaki, jadi untuk apa aku repot-repot membelinya?"
"Tentu saja untuk kesehatan kaki."
Sebelumnya ia hanya mengejekku, dan pernah juga ia meledekku karena selalu berjalan. Sepertinya sarkasku tersampaikan, karena Narushima-san menatapku dengan tatapan yang menakutkan.
"Apa?"
"Apa-apaan aksenmu yang seperti penjual roti itu...? Terus juga, matamu itu menakutkan..."
Ketika aku memalingkan wajahku yang ketakutan, orang yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya datang.
"Yo. Jadi itukah Chari baru yang sedang dibicarakan?"
Itu Seiran, Shintarou, dan Asagiri-san.
Karena sekarang musim panas sudah dimulai, kami berlima sudah memutuskan akan menyelenggarakan pesta besar, jadi aku memanggil mereka kesini.
Yahh, untuk memamerkan Chari baruku juga salahsatu alasannya sih.
"Itu cuma sepeda ibu-ibu kan?"
Aku membalas senyuman kekecewan Shintarou dengan wajah mengejek.
"Ini bukan sekedar sepeda ibu-ibu. Sepeda ini ada transmisinya. Ditambah lagi, roda belakangnya menggunakan mesin listrik dengan ban yang kuat dan tak mudah bocor. Sebut saja ia "Ekstra Neo Junya". Keren bukan?
"Umm, keren sih. tapi mengapa kau tak sekalian membeli boncengannya? Ini hadiah ulang tahun dari orangtuamu bukan?"
"Karena jika sepeda ini tak ada boncengannya, aku tak perlu repot-repot membawamu jika kita akan naik gunung."
"Jangan anggap diriku sebagai barang bawaan."
Melihat diriku dan Shintarou yang sedang ribut, Narushima-san berbicara pelan.
"Eh, itu... Jadi hari ini ulang tahunnya Koga-kun...."
Tentu saja, karena dia sedang berada di depan semuanya, dia berusaha memerankan seorang gadis yang pemalu. Dia sungguh terbiasa dengan perubahan karakternya yang cepat.
Asagiri-san mengangkat bahunya.
"Katanya kebetulan ulang tahunnya kemarin. Andai kau bilang padaku, pasti semuanya juga ikut merayakannya, kan?"
Meski kau bilang begitu, tetap saja sulit bagiku mengatakannya.
"Yahh, kalau untuk merayakan ulang tahu Junya, hari inipun kurasa tak apa-apa. Setelah aku membeli yukata, kita akan pergi ke utu tempat untuk membeli makanan. Disaat itu, kami akan mentraktirmu."
Aku bersyukur karena ajakan dari seiran.
Tujuan hari ini adalah kami berlima akan mendiskusikan rencana nongkrong untuk liburan musim panas, dan membeli yukata bersama untuk festival kembang api yang akan diadakan besok.
Sepertinya untuk pergi ke festival memang akan lebih cocok bila memakai yukata.
"Tak kusangka aku pernah pergi ke festival kembang api lokal~ Aku sangat tak sabar!"
"Tahun lalu kami juga pergi kesana lho. Disana cukup hebat bukan?"
"Bukankah Seiran kebanyakan makan saat itu... Dia bilang akan mencoba seluruh menu dalam festival sebelum kembang apinya diluncurkan. Dan akhirnya kami selalu menemaninya kesana-sini."
"Ufufu... Aku akan membuat kalian semua bertambah gemuk di festival besok, jadi bersiaplah!"
"Nggak. Berat badaku nggak mungkin bertambah lagi."
Semuanya tertawa terbahak-bahak.
Sungguh, sangat menyenangkan bila 5 orang ini berkumpul.
"Ah, festival kembang api memang bagus, tapi sepertinya jika kita menyalakan kembang api sendiri akan lebih menyenangkan bukan?"
Seiran membalas Narushima-san yang tertawa pelan dengan senyuman penuh.
"Oh, aku mengerti! Bagaimana kalau rencana pesta besar musim panasnya, semuanya membeli kembang api dari toko serba ada, dan kemudian kita mengadakan festival kembang api kita sendiri?"
"Ditolak. Soalnya aku bokek. Jadi ayo kita pikirkan rencana bermain yang lebih hemat."
"Junya nih kadang-kadang sulit bercanda ya..."
Aku hanya sensitif dengan pembicaraan yang menyangkut masalah uang.
Apartemen yang sekarang kutinggali ini, pembayarannya dilakukan di awal, akhirnya aku sekarang tak punya banyak uang.
Sepertinya, aku harus mulai mencari pekerjaan paruh waktu...
Aku mengambil selang dari sebelah apartemen dan memutar kerannya. Kemudian aku membilas sabun yang maih menempel pada Chariku dan lalu kegiatan mencuci akhirnya selesai.
"Ah, tapi daerah sini cukup kampung juga. Kalau kita menyalakan kembang api disini bersama-sama, sepertinya akan terlihat sangat terang... Itu mungkin akan mirip seperti kuang-kunang."
Narushima-san mengatakan itu dengan santainya, dan itu membuat tanganku terhenti.
Kunang-kunang?
"Itu diaaa!!!"
Aku melemparkan selang tadi lalu mengeluarkan ponselku dari kantong celanaku.
Selang tersebut menari-nari seperti ular lalu mendekati teman-temanku dan airnya menyiprat kemana-mana.
"Tu...! Oi Junya! Airnya menyembur kesini!"
"Hey, ada apa tiba-tiba begini...!?"
Yahh, sekarang bukan saatnya meladeni omelan mereka.
Sambil mencari sesuatu di ponselku, aku buru-buru meneriakkan itu pada mereka.
"Kunang-kunang! Musim panas kali ini, ayo kita sama-sama melihat kunang-kunang!"
"Umm, nggak masalah sih, tapi bukankah kunang-kunan hanya ada di awal musim?"
Seiran yang sedang merapihkan selang mengatakan itu pada Asagiri-san yang sedang kebingungan.
"Kalau tidak salah, aku pernah mendengar bahwa kau bisa melihat Luciola lateralis sampai awal agustus."
(T/N : Luciola lateralis adalah nama ilmiah dari kunang-kunang)
Ya, yang kudengar dari internet juga seperti itu! Sungguh, Seiran memang mengetahui banyak hal!
Disini juga tertulis tempat terdekat dimana koloni kunang-kunang akan muncul.
"Tempat melihatnya juga tidak terlalu jauh dari sini... Kau bisa sampai kesana hanya dengan melewati satu gunung!"
"Bukannya itu lumayan jauh?"
Shintarou bilang begitu.
"Jika dibandingkan dengan rencana Chari tahun lalu, sebuah gunung adalah hal yang mudah!"
"Tu-tunggu, Junya. Jangan-jangan, kau akan kesana menggunakan Chari?"
"Tentu saja! Kereta tidak lewat di dekat sana, jadi pilihannya hanya menggunakan Chari."
Selain itu, menggunakan Chari tak akan menghabiskan banyak uang, jadi tak ada ide yang lebih baik dari ini bukan!?
"...Aku juga ingin melihat kunang-kunang..."
Ooo, Narushima-san sepertinya sangat bersemangat.
"Etto, aku akan meminjam sepeda milik ayahku... Jadi, kenapa kita tak mencobanya sam-sama?"
Aku melempar senyuman sekadarnya pada Shintarou. Akhirnya, Shintarou yang lemah dengan hal semacam itu berbicara.
"Ugh, baiklah aku mengerti. Ke gunung menggunakan sepeda lagi kah... Aku punya kenangan buruk tentang itu."
"Ahaha... Ayo kita berusaha bersama, Tanaka-kun..."
Lalu Asagiri-san mendengus di belakang punggung Shintarou sambil mengisyaratkan "bagaimana?" "Oh iya, apakah Yoru punya saudara?"
"Ya, aku punya seorang kakak perempuan."
"Kalau begitu, bisa pinjamkan sepeda kakakmu? Soalnya sepeda cowok biasanya agak berat."
"T-tak perlu, tak perlu. Sepeda milik ayahku lebih mudah untuk dipinjam. Ahaha..."
Seperti ada yang mengganjal di kalimatnya, yahh, lebih baik aku tak mengorek masalah keluarganya.
"Jadi, kapan kalian luang? Kalau aku besok pun tak masalah."
Shintarou bernafas berat dengan wajah yang pasrah.
"Besok kita akan pergi ke festival kembang api, bukan?"
Ah, begitu kah. Pengaruh dari kunang-kunang sangatlah kuat hingga aku melupakannya.
"Kalau begitu, lusa bagaimana?"
"Bukankah hari itu kita ada kelas renang tambahan?"
Ah, aku juga lupa hal itu.
Karena aku dan Shintarou tidak terlalu bagus dalam berenang, kami selalu menyelesaikan kelas renang secepat mungkin menggunakan alasan yang bagus. Dan akhirnya kami harus mengikuti kelas renang tambahan di liburan musim panas.
Di sisi lain, Seiran yang menekuni pelajaran itu dengan sungguh-sungguh, dia menggelengkan kepalanya.
"Makanya sudah kubilang padamu, ikutilah kelas renang dengan serius..."
Ini tak bagus. Jika seperti ini, lebih baik aku mengikuti kelas dengan benar kemarin...
"Tapi, kelas tambahan renang akan diadakan pagi hari, jadi kalau malamnya tak masalah, kan?"
"Begini, kita akan melewati gunung menggunakan Chari bukan? Melakukan itu setelah berenang itu berat kau tahu? Setidaknya bagiku."
Ah, benar juga.
Kalau begitu, jika kami pergi di hari dimana tidak ada kelas renang tambahan...
"Kalau begitu, rabu selanjutnya. Apakah kalian luang?"
Narushima-san mengangkat tangannya.
"A-anu... Di hari itu, aku ada kerja paruh waktu di salahsatu toko buku..."
Ah, rupanya Narushima-san punya kerja paruh waktu.
Begitu ya. Aku yang seorang pelajar dan hidup mandiri namun belum mempunyai kerjaan paruh waktu, rasanya aneh ya. Aku sampai malu pada diriku sendiri.
Dan begitu seterusnya, aku menanyai mereka tentang waktu luang mereka.
"Di hari itu aku ada jadwal liburan keluarga."
"Aku harus ke dokter gigi di hari itu."
Dan berbagai alasan lainnya, hingga aku semakin terpojok.
Dan akhirnya──
"Jadi semuanya senggang di malam tanggal 9 agustus kah..."
Itu cukup terlambat.
Yahh, itu masih awal agustus, jadi kau masih bisa melihat kunang-kunang. Mungkin.
"Jadi, kita setuju melihat kunang-kunang di hari itu?"
Semuanya mengangguk.
Di hari itu, kami akan berkumpul pada sore hari, dan mendaki gunung bersama-sama menggunakan Chari untuk melihat kunang-kunang.
Gawat. Membayangkannya saja sepertinya sangat menyenangkan. Benar-benar masa muda."
"Jadi, rencana pesta besar musim panas sudah aman, lalu───rasakan ini, Junya!"
Seiran mengarahkan selang dengan keran yang terbuka penuh padaku.
Semburan air yang seperti tembakan laser itu membasahi seluruh tubuhku.
"Tu~....Oi sialan! Apa yang kau lakukan?"
"Tentu saja ini balasan untuk yang tadi! Rasakan ini!"
"Ponselku jadi basah oi, dasar bodoh!"
Aku mencoba menyembunyikan ponselku di pot tanaman terdekat, dan melompat ke arah Seiran.
"Ahaha... Hei Seiran-kun, berikan padaku, berikan padaku!"
"Tu-kenapa Asagiri-san juga ikutan? Waaahh!?"
Asagiri-san yang merebut selang dari Seiran menyemprot wajahku terus menerus.
"Hei kalian... Apa yang kalian lakukan..."
"A-anu, jika kalian terlalu berisik, itu akan mengganggu penghuni lain..."
Narushima-san dan Shintarou mengatakan itu, mereka berada di jarak aman dan sedang melihat kemari.
Tentu saja, bukan aku yang mengizinkan mereka melakukan hal itu.
Lalu aku merebut selang dari Asagiri-san.
"Kalau sudah begini, semuanya juga harus kena! Bersiaplah kalian semua!"
"Tu, tunggu, tunggu. Kami tak ada hubungannya kan?"
"Be-benar itu, Koga-kun. Kukatakan saja, apa kau sungguh akan melakukannya───wuaaaahhh... Dia beneran menyiramkan air kesini!"
Aku menyemprotkan air pada Narushima-san yang sesaat melepas topeng kucingnya, dan juga pada Shintarou.
"Berani juga kau, Koga-kun....Aarghh, aku juga? Hei tunggu, tunggu, Di-dingin!!"
"Fufufu! Satu semprotan tidaklah cukup! Hei Junya, berikan juga padaku!"
Aku menyemprotkan air pada Asagiri-san dan Seiran yang sangat bersemangat.
"Ahaha... Sungguh, entahlah apa yang sedang kita lakukan..."
"Iya juga ya... Ahahaha."
Akhirnya kami semua kebasahan dan tertawa riang.
Kami semua tertawa seperti orang idiot ditengah suara tonggeret yang bersahutan.
Setelah selesai bermain air, kami pergi ke pemandian umum yang besar bersama-sama.
Karena cuaca yang sangat panas, pakaian kami sedikit lebih kering ketika berjalan, namun karena masih lembab, aku menaruhnya di mesin cuci, lalu berendam di pemandian air panas yang berasal langsung dari sumber.
"Ahh, serasa hidup kembali~~"
Ketika aku memasukkan pundakku ke dalam pemandian terbuka yang dikelilingi bebatuan itu, kalimat tersebut terlontar dengan sendirinya.
Aku, Shintarou, dan Seiran, kami bertiga sudah lama sekali tidak pergi ke pemandian bersama seperti ini.
""Hidup kembali" itu bukan kalimat yang terdengar seperti anak SMA kan..."
"Yahh, tak masalah kan? Lagipula, bermain air seperti tadi itu juga kelihatannya sangat kekanak-kanakan."
Hanya Seiran yang tertawa cekikikan seperti orang dewasa.
"Hei, mungkin terlalu terlambat untuk mengatakan ini, namun ternyata musim panas bersama mereka tidak buruk juga."
'Mereka' maksudku tentu saja Narushima-san dan Asagiri-san yang sedang berada di pemandian perempuan.
"...Tapi, hei Seiran. Bagaimana menurutmu?"
Shintarou memecah obrolan dengan ragu-ragu.
"Hmm? Apa maksudmu bagaimana?"
"Aku membicarakan Narushima-san. Kau pasti sudah menyadari perasaannya padamu bukan?"
"Yahh, mungkin saja. Kurasa begitu. Tapi entahlah apa yang harus kulakukan."
Lalu Seiran menatapku.
"Lihatlah, ada "persatuan tanpa pacar" disini."
...Membicarakan hal itu di saat seperti ini, bukankah itu curang?
Ketika SMP, akulah yang mencetukan persatuan bodoh itu. Tentu saja itu tak jauh beda dari persatuan yang dibuat oleh anak-anak, dan tak ada satupun dari mereka yang menganggapnya serius.
"Tak masalah, jawablah dengan serius. Apa yang akan kau lakukan pada Narushima-san?"
Meskipun bagiku, itu adalah obrolan yang memalukan, tapi jika seorang teman baikku mendapat pacar dan akhirnya waktu bersenang-senang kami berkurang, itu adalah hal yang tidak kuinginkan.
Tapi begitulah. Menyukai seseorang adalah hal yang tak bisa dihindari. Dan jika mereka mulai pacaran, aku harus memberi ucapan selamat pada mereka.
"Yahh, bagaimanapun juga,"
Seiran mengelap wajahnya di pinggir pemandian dengan handuk.
"Narushima-san memang orang yang cukup menarik, namun aku tak memandangnya seperti itu."
"Tapi, bagaiamana kalau misalnya ia menyatakan perasaannya padamu?"
"Hei, Junya. Dulu sudah pernh kubilang padamu bukan? Bermain bersama teman itu lebih menyenangkan!"
Dia menciduk air pemandian dengan tangannya lalu menyiramkannya pada wajahku.
Jadi jika Narushima-san menyatakan perasannya pada Seiran, dia akan ditolak.
Dan pada saat itu, dia akan bagaimana ya?
Pasti akan sulit baginya untuk kembali ke kelompok ini, dan dia akan meninggalkannya.
Karena itu aku ingin sekali bilang ini pada Narushima-san "Tak ada gunanya kau menyatakan perasaanmu, jadi hentikanlah." namun aku tak bisa mengatakannya.
Hubungan dalam kelompok, sungguh merepotkan.
"...Jadi, Seiran tidak menyukai Narushima-san, kah..."
Shintarou berbicara seorang diri, entah suaranya terdengar atau tidak.
Entah mengapa, ekspresi wajahnya terlihat lega akan sesuatu.
Ketika kami sedang asyik mandi, sepertinya cucian kami sudah selesai.
...............................................
Sambil menunggu 2 orang gadis yang sedang berganti baju di lobi, kami para laki-laki membaca manga yang disediakan pihak pemandian.
Kemudian selang beberapa saat kemudian, Narushima-san dan Asagiri-san keluar dari pemandian perempuan setelah mengganti baju dan mengenakan make-up.
"Yahhoo~ Ternyata cowok ceptjuga mandinya."
"A-anu, maaf membuat kalian menunggu..."
Asagiri-san yang bersemangat dan Narushima-san yang bertingkah pemalu seperti biasanya.
Tentu saja, hanya aku yang tahu kalau itu hanyalah salah satu sisi darinya.
"Kami tak menunggu lama kok. Kalau begitu, sekarang ayo kita beli yukata!"
Ketika Seiran bangkit dari sofa, ada sebuah notifikasi pesan masuk di ponselku.
Narushima Yoru : [Kaospendek basah yang dipakai Hinoko-chan sangat erotis bukan?]
Narushima Yoru : [Omong-omong, tubuhnya saat telanjang juga bagus lho]
Benar kan?
Ketika mataku bertemu dengan matanya, ia membuat wajah yang seakan meledekku sambil tertawa.
Aku segera membalas pesannya, dan membuat wajah yang sama dengannya.
Koga Junya : [Kau tak perlu memberitahu hal itu kan?]
Narushima Yoru : [Tapi, Koga-kun pasti tertarik bukan dengan tubuh telanjangnya Hinoko-chan?]
Koga Junya : [Memang sih aku tertarik. Tapi bukan berarti kau harus mengatakannya bukan?]
Narushima Yoru : [Jadi, apa kau ingin pacaran dengannya? Apa kau menginginkannya?]
Koga Junya : [Nggak. Aku nggak akan melakukannya.]
Narushima Yoru : [Ah, sungguh membosankan, dasar kau Koga si perjaka sialan.]
Koga Junya : [Diamlah kau kucing berdada besar]
"Hei, Junya. Jangan main hp terus. Ayo kita berangkat segera."
Seiran dan yang lainnya sudah memakai sepatu dan berdiri di pintu keluar, mereka memandangiku yang masih belum memakai sepatu.
Narushima-san juga sudah memakai sepatu dan sedang menungguku bersama yang lain. Sepertinya ia mengikuti gerakan yang lain ketika aku sedang asyik dengan ponselku.
...Sial. Padahal aku sedang bersama mereka, harusnya aku tak membalas pesannya.
Aku mengambil tas di loker dan mengeluarkan sepatuku lalu memakainya dan mengikatnya.
Saat itu, lagi-lagi ada notifikasi masuk di ponselku.
Ah, dia ngirim apa lagi sih?
Sambil mengikat sepatu dan berdiri, aku mengecek ponselku.
Narushima Yoru : [Oh iya, aku lupa]
Narushima Yoru : [Selamat ulang tahun, Koga-kun♪]
Dalam ruang bicara yang hanya diisi oleh kami berdua, pesan itu tertulis disana.
Hal yang tak diketahui oleh siapapun, dimana kami berdua saling bertukar rahasia.






Post a Comment