NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Tomodachi no Ushiro de Kossori Tewotsunaide - Volume 1 - Chapter 13 [IND]

 


Translator: Aldiwang 

Editor: Aldiwang 

Chapter 13 - Pengkhianatan



 Hari terakhir liburan musim panas.

Di dalam apartemenku yang sempit, ada dua orang lain disana yaitu Shintarou dan Seiran.

Karena kami masih memiliki beberapa PR musim panas yang belum selesai, semuanya kami kebut di hari terakhir, dan ini pertama kalinya kami bertiga berkumpul bersama disini.

"Ah, panasnya! Pengap pula. Ini terlalu berat untuk dikerjakan hanya oleh laki-laki! Bagaimana kalau kita undang Narushima-san kesini?"

"Ah, bagus juga idemu. Lagipula apartemennya ada di sebelah."

Shintarou menyetujui usulan dari Seiran, tetapi.

"Nggak. Mereka sudah menyelesaikan PRnya, dan kalau mereka kesini, paling mereka hanya ngobrol."

Aku menolaknya dengan halus.

Yang tadi kukatakan memang ada benarnya, namun di sisi lain, sebenarnya aku sulit untuk menemui Narushima-san.

──Tak masalah. Kita pasti tak akan ketahuan.

"Ugh..."

Jantungku tiba-tiba berdegup kencang, dan aku langsung memegangi dadaku.

Shintarou pun kebingungan dengan tingkahku.

"Hei, kau kenapa?"

"Ah, tak ada apa-apa. Dadaku hanya sedikit sakit. Ahaha."

Tentu saja aku tak memberitahu siapapun tentang hari itu. Tak akan kukatakan.

"Aku pinjam toiletnya sebentar."

Seiran meninggalkan tempat duduknya, dan tinggallah aku dan Shintarou disana.

"Hei, Junya."

Shintarou berhenti menulis PRnya, lalu menatap lurus ke arahku.

"A-ada apa?"

Padahal dia hanya memanggilku, tapi suaranya membuatku kebingungan.

Aku jadi merasa bersalah karena hanya bersama Shintarou saat ini.

"Begini, apa kau ingat tentang yang kita bicarakan di restoran keluarga tempo hari?"

"Eh? Ah, tentang Narushima-san?"

Itu adalah ketika Shintarou bingung antara menyatakan perasaannya atau tidak, dan kemudian aku menghentikannya.

"Anu...itu semua salahku. Aku tak bisa menyokong punggungmu saat itu."

"Ah, bukan begitu, bukan begitu! Malah aku sangat berterima kasih."

Shintarou mengibaskan tangannya ke kanan dan ke kiri kemudian melanjutkan.

"Yah, sejujurnya aku sedikit terkejut ketika itu. Namun, setelah liburan musim panas yang kita habiskan bersama, aku sekali lagi berpikir. Kurasa akan lebih baik kita berlima yang sekarang."

"Shintarou..."

"Ahaha, tapi sebenarnya, aku masih menyukai Narushima-san. Tapi jika gara-gara pernyataan cintaku yang berjalan baik dan itu akan membuat hubungan kita berlima menjadi tegang, aku tak mau itu terjadi. Ini rahasia antara diriku dan dirimu saja. Terima kasih telah menghentikanku saat itu."

Berat. Sungguh berat.

"Oi oi,aku mendengar kalian lho. Apanya yang rahasia hanya antara kalian berdua?"

Seiran baru saja keluar dari toilet lalu duduk disamping Shintarou dan metekakkan tangannya yang kaku di pundaknya yang kecil.

"Uwaah, kau mendengarnya? Padahal aku sudah bicara dengan sangat pelan."

"Jangan remehkan pendengaranku. Lagian, kalau kau memang menyukai Narushima-san, langsung saja katakan padanya. Kau tak perlu mengkhawatirkan apa yang terjadi pada kita berlima. Benar kan, Junya?"

Seiran dengan entengnya mengarahkan tinjunya padaku.

"Fist bump", gerakan tadi adalah gerakan favorit kami. Itu melambangkan masa muda yang penuh luka dan perjainjian kesetiakawanan.

"A-ah..."

Aku juga mengarahkan tinjuku padanya dengan suara pelan.

Dia menabrakkan tangannya yang keras ke tanganku.

Biasanya hal ini tidak menggangguku, namun kali ini, hal itu terasa sangat menyakitkan.

"Oke? Intinya, aku dan Junya mendukungmu. Dan sekarang, kita akan membuat "aliansi pendukung cinta Shintarou"."

"Sudah kubilang aku tak akan menyatakan perasaanku! Aku lebih baik dengan hubungan kita berlima sebagai teman!"

"uwaaah, suaramu kenceng banget. Dari apartemen Narushima-san kedengeran kan?"

"Ugh..."

Diapun mengecilkan suaranya sambil menutup mulutnya, kemudian melihat ke arahku.

"Aku sangat minta maaf, Junya. Aku melakukan kesalahan hari itu. Padahal aku paling tahu kalau Junya adalah orang yang sangat mengedepankan pertemanan. Kau juga setengah serius tentang "aliansi tanpa pacar" itu kan?"

Itu adalah aliansi bodoh yang kubentuk ketika kami masih SMP.

"Ahaha... Mana mungkin aku serius tentang itu. Itu hanya candaan saja..."

Kemudian Shintarou menatapku dengan tatapan yang rumit.

"Tapi, itu.. Soalnya, banyak hal yang terjadi padamu kala itu, Junya."

"Ah..."

Tentang Kazumichi dan Megumi. Itu yang ia maksud rupanya.

Sebuah cerita dimana sebuah pasangan terbentuk dalam kelompok, dan aku ditinggal sendirian.

Tentu saja Seiran sudah tahu tentang hal itu.

Kemudian aku yang membual tentang "aliansi tanpa pacar" itu pada mereka.

"Ah, bukan begitu bukan begitu!"

Aku berusaha menjelaskan pada mereka.

"Aliansi itu, aku tak bermaksud serius! Itu sudah jelas bukan? Itu mungkin hal yang sangat konyol yang kukatakan saat itu. Tapi sungguh, jika kalian pacaran dengan siapapun, aku akan sangat senang mendengarnya!"

"Aku mengerti hal itu. Tapi meski begitu, Junya adalah orang yang tak ingin memiliki pacar. Jadi setidaknya, aku tak mau membawa masalah percintaanku ke dalam kelompok. Benar kan?"

"Itu ada benarnya juga sih. Tapi, itu hanyalah hal yang kuputuskan untuk diriku sendiri!"

"Yeah, aku juga mengerti hal itu. Jadi, begini saja."

Shintarou menepukkan kedua tangannya kamudian menatapku dan Seiran.

""Aliansi tanpa pacar" akan kita ubah namanya menjadi "aliansi tidak memacari orang dalam kelompok"."

───!?

"Hmm? Jadi, kau sungguh tak akan memberitahu Narushima-san tentang perasaanmu?"

"Tentu saja. Aku tak ingin membuat Junya khawatir lagi seperti ketika kelas 2 SMP. Jadi setidaknya, jangan ada diantara kita yang menyatakan perasaannya pada seorangpun dalam kelompok, dan jangan ada yang pacaran dengan orang dalam kelompok."

Tunggu.... Tunggu sebentar...

"Yahh, itu bagus bukan? Lagipula, aku tak punya keinginan pacaran sejak awal. Jika Narushima-san dan Asagiri-san bersama kita, itu akan lebih menyenangkan. Iya kan, Junya?"

"A-aku ingin... ke toilet sebentar."

Aku berlari dan meninggalkan tempatku duduk.

Di lubang kloset, aku memuntahkan isi perutku.

"Hueeeekkk...."

Perasaan bersalah dan jijik menjalar ke seluruh tubuhku.

Namun, selama apapun aku memuntahkannya, perasaan itu tak akan keluar dari tubuhku.

"Apa yang sudah kulakukan.... Sungguh, apa yang kulakukan..."

Di hari ketika Narushima-san menyatakan perasaannya padaku, dan menciumku meski aku tak menginginkan itu.

Aku pun tak mepercayainya. Namun aku terlalu takut, hingga tak bisa melakukan apapun.

Perasaan tak bisa melawan muncul tiba-tiba dalam hatiku.

Dan ketika itu, aku jatuh cinta pada Narushima Yoru.

Hal itu sama sekali belum pernah terlintas dalam pikiranku sebelumnya, dan harusnya itu tidak mungkin.

Rasa cintanya terhadap Seiran tiba-tiba berubah menjadi tertuju padaku.

Seekor binatang kecil yang kupikir aman, akhirnya menunjukkan taringnya dari tempat yang tidak kusadari.

Dan itu memercikkan racun dalam diriku yang membuatku merasakan sakit dan senang dalam waktu yang bersamaan.

Kemudian diriku hancur dari dalam.

Lalu dengan kekerasan, dia memaksaku untuk memberikan bayangan seorang laki-laki, dan memaksaku untuk menjadi kekasihnya.

Bahkan rasa cintaku yang samar-samar pada Asagiri-san kini hancur berkeping-keping.

Narushima Yoru menatapku dengan tatapan yang rumit dan membisikkan kata cinta seperti kutukan hingga membuatku tersihir.

──Koga-kun, pacaranlah denganku. Jadilah pacarku.

"....Ugh."

Mengingat pernyataan cintanya saat itu saja membuat perasaan manis dan sakit merasuki tubuhku, dan membuat tubuhku gemetar karena ketakutan.

Aku menggelengkan kepalaku.

Mustahil, mustahil. Hal itu pasti mustahil.

Karena, mana mungkin aku melakukan hal itu.

Tidak akan mencari pacar, terlebih dengan orang dalam kelompok.

Akulah yang dulu membual tentang hal itu.

Aku juga mengatakan hal bodoh yang tak bisa kupegang seperti "aliansi tanpa pacar".

Dan setelah semua yang kukatakan, malah aku yang pacaran dengan salah seorang dalam kelompok?

Ah, benar juga. Jika aku menginginkannya, aku akan pacaran dengan Narushima-san, kupikir begitu.

Tapi....bukankah itu namanya pengkhianatan? Bukankah itu sangat jahat?

Karena aku sudah menyuruh Shintarou untuk tidak menyatakan perasaannya.

Terlebih lagi, dia juga merasakan luka masa laluku, hingga memutuskan agar perasaannya tidak tersampaikan.

Hubungan pertemanan kami berlima yang lebih utama lah,

Jangan lagi membawa masalah percintaan dalam kelompok lah,

Dan hasil dari semua itu adalah "aliansi tidak memacari orang dalam kelompok" kau tahu?

Semuanya sudah sampai pada titik itu.

Sebenarnya, aku tak pernah berpikir ingin pacaran dengan Narushima-san.

Tapi, meski mulutku sobek pun, aku tak akan bisa mengatakan hal itu.

Karena itu, lebih baik jika aku diam saja saat itu!

Kata-kata indah itu terbisikkan di telingaku dan membuatku mual lagi.

Aku yang goyah ketika itu merasa dangkal, malu, dan sangat takut.

Tapi pada akhirnya, aku tak bisa menolak Narushima-san, namun aku juga tak bisa menerimanya.

Aku membiarkannya tergantung seperti itu.

Bukankah sikapku sangatlah buruk? Aku memang sampah dan yang terburuk.

"....Ugh....huuuu....tsk"

Dengan kedua mata tertutup, air mataku mengalir.

"Sampah... Aku memang benar-benar sampah."

Dan bagian terburuknya adalah, aku tak memberi jawaban dari pernyataan cintanya.

"...Dan aku...merasa senang...karena ciumannya hari itu..."

Aku telah jatuh cinta pada seorang temanku yang bernama Narushima Yoru.

Menakutkan. Narushima Yoru sangatlah menakutkan. Dan aku takut jika tertarik dengannya. Aku takut jika pemikiranku berubah menjadi terobsesi dengannya.

Sejak saat itu, aku tak pernah berduaan dengan Narushima-san.

Tapi ketika kami semua berkumpul, aku sering bertemu dengannya.

Kami pergi ke restoran keluarga, karaoke, dan ke tempat game, semuanya bersama-sama.

Dan ketika kami sedang berlima, Narushima Yoru masih menggunakan sosok kucing yang selalu ia gunakan, dan memperlakukanku seperti biasanya. Dia benar-benar bersikap layaknya tak ada yang terjadi. Dia melakukannya dengan sangat sempurna.

Itu membuatku berpikir jika kejadian malam itu hanyalah khayalan liarku saja.

Tapi, itu tidak mungkin.

Karena ketika aku perlahan menekan bibirku dengan jariku,

Sentuhan dan hangat bibirnya terasa dengan jelas.

───Aku sekali lagi memukulkan tinjuku ke tembok toilet.

"Ada apa, ada apa? Kau baik-baik saja, Junya?"

"Apa kau tak enak badan?"

Kedua teman baikku merasakan hal yang tak beres dan memanggilku dari luar sana.

Tanpa mengetahui bahwa aku adalah pegkhianat sialan.

"Hei, Junya. Apa kau baik-baik saja?"

Seiran adalah temanku yang paling sejalan denganku. Dia lebih suka bermain dengan temannya ketimbang pergi bersama pacar. Ketika SMP, kata-kata darinya sangat membekas dalam hatiku.

Dan kuyakin tak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya bahwa aku akan mengesampingkan pertemanan dan pacaran dengan Narushima-san.

"Jika kau sedang tidak enak badan, kenapa kau tidak tidur saja? Kami akan pulang setelah ini."

Shintarou adalah temanku yang paling lama. Ketika SMP, kukira dia adalah orang yang bodoh karena tiba-tiba pergi dari kelompok. Dan padahal teman baikku yang satu itu jatuh cinta pada Narushima-san, tapi aku menghentikannya dari menyatakan perasaannya.

Dan kuyakin tak pernah terbersit dalam benaknya bahwa Narushima-san telah menyatakan perasannya padaku, dan bahkan menciumku.

"Untuk sekarang, kami akan pulang. Yahh, tentang GKD, ayo kita bicarakan lagi bertiga di lain hari. Jika kondisimu benar-benar buruk, lebih baik kau pergi ke rumah sakit saja."

Sebuah singkatan asing dari Seiran yang tidak kumengerti mengusik telingaku ketika aku mendengar suara mereka sedang bersiap untuk pulang.

"GKD...?"

"Yeah. Singkatan dari Gurupu-naidewa Kanojowotsukuranai Doumei (aliansi tak memacari orang dalam kelompok)."

"Singkatan Romaji, kah..."

Aku membalasnya dengan suara lemah karena terbayang hatiku yang hancur.

──Sial... Sial sial sial!

Nggak. Aku sudah tidak tahan lagi.

Aku selalu menghindarinya. Tapi kurasa, aku harus mengatakan semuanya dengan jelas pada Narushima-san besok.

GKD adalah aliansi yang tepat bagiku, jadi itu sudah cukup.

Aku harus mengatakan dengan jelas padanya bahwa "aku tidak bisa pacaran denganmu".

Padahal aku tak bisa menolak ciuman darinya, dan aku tak tahu apa yang harus kukatakan. Meski begitu, aku harus mengatakannya.

Aku menunggu hingga Seiran dan Shintarou pergi meninggalkan apartemenku.

Aku menyiram muntah yang berwarna seperti darah di lubang kloset dan di lantai kemudian keluar dari kamar mandi.

...........................................................

Setelah liburan musim panas yang panjang itu berakhir, sekarang kami berada disini untuk mengikuti upacara pembukaan semester kedua.

Kami berlima ngobrol seperti biasanya setelah sesi wali kelas selesai.

Jika kau melihatnya, kau pasti mengira tak ada yang berubah selama musim panas.

"Hei. Setelah ini, kalian mau kemana?"

"Tentu saja aku ingin ke karaoke!"

"Ah, aku membawa kupon diskon yang kudapatkan tempo hari."

"Ahaha... Ini belum terlalu siang. Haruskah kita menghabiskan waktu luang terlebih dulu?"

Sosok kucing Narushima-san juga sangat sempurna hari ini.

Sungguh tak tampak ada yang berubah. Hanya kami berlima yang selalu bersenang-senang.

Namun, musim panas telah berakhir, dan pastilah ada yang berubah dari kami.

Malahan perubahan tersebut sangat besar namun tidak terbayangkan.

Yaitu perasaanku, dan perasaan Narushima-san.

Dan saat ini, aku akan mengakhiri perasaan itu.

Aku akan mengatakan bahwa aku tak bisa pacaran dengan Narushima-san, kemudian aku akan memintanya untuk tetap seperti sebelumnya.

Kurasa itu memang jahat, egois, dan arogan.

Meski begitu, aku tetap harus mengatakan itu padanya.

Sepertinya, kelompok 5 orang ini sangatlah spesial bagiku. Aku bahkan tak ingin membayangkan jika salah seorang dari kami pergi. Mereka semua adalah teman yang berharga bagiku...

Dan aku ingin terus berteman dengan Narushima-san.

"...Ah. aku ingin ke toilet sebentar."

Aku meninggalkan mereka dan bergegas menuju toilet laki-laki.

Disana aku mengeluarkan ponselku dan mengirim pesan pada Narushima-san.

Itu adalah komunikasi rahasia kami berdua sejak lama.

Koga Junya : [Maaf. Bisa kau temui aku di atap sekarang?]

Narushima Yoru : [Baiklah. Aku akan menyuruh yang lain untuk menunggu di gerbang sekolah.]

...Balasanmu terlalu cepat.

Jangan-jangan, dia selalu memperhatikan ponselnya sejak aku keluar dari kelas?

Panas matahari masih terik, dan dibawah langit yang biru, di atap sekolah yang terbuka, aku masih menunggunya.

Dan akhirnya, diapun datang.

Rambutnya yang hitam beterbangan menutupi pipinya karena ditiup angin, dia berjalan dengan langkah yang anggun dan menawan.

Dengan senyuman indah yang tak pernah ia tunjukkan pada semuanya,

Narushima Yoru datang.

"Ufufu. Sudah lama sejak terakhir kali kita berduaan."

"A-ah..."

"Karena aku selalu ingin berduaan dengan Koga-kun, jadi sekarang aku benar-benar deg-degan. Aku juga selalu menahan diri agar tidak datang ke apartemenmu dan tidak mengontakmu kau tahu?"

"Be-begitu, kah...?"

Jantungku selalu berisik sejak aku hanya berdua dengan Narushima-san disini.

Dia terus menatapku dengan senyuman yang indah dan menyeramkan, seakan dia menembak hatiku dan membuatnya luluh.

"Ah, apa mungkin, kau memanggilku kesini karena ingin mengajakku kencan?"

"...Anu, tentang itu... Kurasa..."

"Ufufu."

Narushima Yoru perlahan mengalungkan tangannya di leherku seakan dia sangat menginginkan sesuatu.

Kemudian dia memejamkan matanya dan tubuhnya yang sangat dekat, dia perlahan mendekatkan bibirnya ke bibirku.

"Tu...tunggu dulu! Aku masih....mmmmm."

Harusnya aku punya cukup waktu untuk melawan.

Akupun terselimuti gairah buruk itu lagi dan tak bisa bergerak.

Lagi-lagi, aku menerima ciuman paksa darinya.

Kemudian setelah beberapa saat, dia melepaskan bibirnya lalu menjilatnya.

Dia perlahan memastikan rasa ciuman itu setelah beberapa hari kami tidak bertemu.

"Ufufu, aku takut jangan-jangan kau menghindariku. Aku selalu ingin berciuman dengan Koga-kun, jadi aku sangat senang saat ini. Hei, bolehkah aku datang ke kamarmu hari ini?"

"Nggak..anu, kurasa memang tidak bisa. Aku tak ingin mengkhianati yang lain. Jadi, aku tak bisa..."

Padahal aku tak menolak ciuman darinya. Kurasa itu adalah hal terburuk untuk dikatakan.

Tapi, Narushima-san mengatakan,

"Jadi maksudmu, kau menyukaiku, namun tak bisa kencan denganku?"

"Itu...anu..."

"Ufufu, aku senang mendengarnya. Kurasa memang harus Koga-kun orangnya..."

"Ke-kenapa? Padahal kau mengatakan baanyak hal gila terhadapku────mmmh!"

Kali ini dia menarik kepalaku dengan kasar dan memberiku ciuman yang dalam.

Lagi dan lagi, dia mengatakan ini sambil terus menciumku.

"Chuuu... Soalnya....mmmhhh....kau menyukaiku.....mmmmmhhhh....namun kau tak ingin merusak hubungan kita berlima, jadi kau tak bisa pergi kencan denganku....mmmmhhh...begitu kan maksudmu?"

"nnn──puah...Kubilang tunggu dulu! Dengarkan apa yang kukatakan."

"Aku mendengarkanmu dari tadi. Tapi, begitu kan maksudmu?"

Wajahku yang hina dan menyedihkan tercermin di matanya───dan akupun mengangguk.

"Ufufu, inilah mengapa aku menyukai Koga-kun. Aku membencinya, tapi aku menyukainya. Aku mencintaimu."

Dia mencubit kedua pipiku dengan keduanya. Sepertinya ia memang senang menjahiliku.

"Sebenarnya,aku...tak kuat dengan Narushima-san."

"Ahaha. Apakah aku yang seperti ini terlalu berlebihan bagi raja perjaka sepertimu? Mungkinkah kau sedikit takut?"

"Ah, akhirnya kau mengerti juga. Aku sangat takut, dasar kau kucing dada besar."

Meskipun dia bercanda seperti yang biasanya, itu masih membuat hatiku berdebar-debar.

"Aku juga ingin hubungan kita berlima tetap seperti ini seterusnya. Tapi, kurasa kita akan baik-baik saja. Jadi, ayo kita pacaran dan sembunyikan ini dari semuanya."

Narushima-san meletakkan telunjuknya di bibirnya kemudian berbisik pelan.

"Pacaran dan rahasiakan ini dari semuanya?"

Bagiku, itu adalah pengkhianatan yang merepotkan.

Itu adalah bisikan sesat dari seorang gadis yang tak perlu didengarkan.

Tetapi,

Narushima Yoru memperlihatkan keinginannya seakan itu adalah kabut yang tebal yang mencuri pandanganku, napasku, dan bahkan akalku.

"Aku mementingkan pertemanan. Aku juga mementingkan cinta. Jadi aku akan memprioritaskan keduanya. Apa begitu saja tak boleh?"

"Itu terlalu gila... Yang kau katakan itu sangat berkebalikan. Dan juga, bukankah itu seperti anak kecil?"

"Kalau begitu, tak masalah bagiku untuk menjadi anak kecil yang bandel."

Dalam kabut yang tebal itu, sekali lagi Narushima Yoru mencuri ciuman dariku.

Ciuman rahasia itu terasa manis juga pahit.

Suatu hari, mungkin rasanya akan sama seperti menjilat es krim di telapak tanganmu.

Sungguh, apa sungguh tak akan ada yang berubah?

Meskipun aku pacaran dengan Narushima-san, tak akan ada yang mengetahuinya.

Apa sungguh tak akan ada yang berubah dari hubungan antara kami berlima?

Entahlah, aku tak tahu.

Tapi, ada satu hal yang bisa kupastikan.

Narushima yoru adalah gadis yang rumit.

Diluarnya dia seperti orang dewasa, namun dalamnya, dia hanyalah anak-anak.

Dia terlihat jahat dan punya kemauan kuat, namun sebenarnya ia polos dan kesepian.

Dia terlihat nyeleneh, namun sebenarnya dia orang yang kokoh.

Dia menakutkan, namun sebenarnya ia dipenuhi rasa sayang.

Padahal dia adalah temanku, namun sebenarnya ia ingin pacaran.

Dia adalah gadis yang sangat menarik.

           ◇

Koga Junya dan Narushima Yoru sedang mengadakan pertemuan rahasia.

Miyabuchi Seiran, Tanaka Shintarou, dan Asagiri Honoko masih menunggu mereka di gerbang sekolah tanpa tahu apa yang terjadi.

─Liburan musim panas kemarin menyenangkan ya.

─Aku sudah lelah untuk semester 2.

─UTS kapan ya.

Mereka bertiga mengobrolkan hal itu, namun tiba-tiba Shintarou mengatakan celetukannya.

"Tapi, mereka berdua cukup lama juga ya... Mereka ngapain sih."

"Junya pergi ke toilet, dan Narushima-san dipanggil oleh guru. Tapi yahh..."

Seiran tanpa bermaksud apapun, sekali lagi tanpa maksud apapun, mengatakan candaan.

"Jangan-jangan, mereka sedang melakukan sesuatu?"

"Eh!?"

Hanya Asagiri Honoko yang meresponnya secara berlebihan.

"Sesuatu itu, apa maksudnya?"

"Hmm, tak ada maksud tertentu sih. Lagipula, aku hanya bercanda."

"Duh, meski hanya bercanda, jangan katakan hal yang membuatku khawatir seperti itu dong..."

"Ah? Mengapa Asagiri-san khawatir?"

"Eh, itu... nggak kenapa-kenapa. Ah, kenapa mereka lama sekali ya..."

Honoko tak mengatakan apapun lagi.

Dia masih ingin berada di kelompok ini sedikit lebih lama lagi, jadi ia tak bisa mengatakannya.

Di bawah langit yang cerah di awal september, kau masih bisa mencium aroma musim panas.

Dan dibawah birunya langit itu, ada seorang gadis yang tak mengetahui bahwa ada dua orang yang sedang melakukan pertemuan rahasia. Dia hanya terus menatap birunya langit, sambil memikirkan seorang laki-laki.

Yang ada dalam hatinya hanyalah serpihan cinta dari musim panas.

Dan kemudian musim pun berganti dari musim panas ke musim gugur.

Sedikit demi sedikit, kelima anak kecil tersebut tumbuh menjadi orang dewasa.



0

Post a Comment