NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Tomodachi no Ushiro de Kossori Tewotsunaide - Volume 1 - Chapter 12 [IND]

 


Translator: Aldiwang 

Editor: Aldiwang 

Chapter 12 - Monster 



 "Oi, Koga-kun. Apa ku senggang~?"

Aku menekan bel apartemen Koga-kun di malam hari.

Pintu segera terbuka, dan seseorang dengan wajah yang merepotkan keluar dari sana.

"Ada apa?"

"Aku datang untuk membuatkanmu makan malam."

Koga-kun menghela napasnya ketika aku menunjukkan tas belanjaanku padanya.

Sangat nyaman ketika kau mempunyai tetangga karena kau bisa menemuinya langsung.

"Waktunya sangat pas karena aku baru saja ingin membeli makan malam, tapi kenapa tiba-tiba kau ingin memasak untukku?"

"Ini imbalan karena kau telah menunjukkan kunang-kunang yang sangat menakjubkan padaku saat itu."

Tentu saja aku juga ingin memberi imbalan pada semuanya, tapi karena yang membawaku saat itu adalah Koga-kun, jadi kupikir dialah yang paling harus mendapat imbalan dariku.

──Yeah, itu juga benar.

Simpelnya, aku ingin bertemu dengan Koga-kun.

Aku juga sangat bingung.

Akupun benci untuk mengakuinya. 

Tapi yahh...kurasa Koga-kun sedikit termasuk dalam kategori "yes".

Pada Totchi-niichan, Seiran-kun, dan semua laki-laki yang pernah kutemui hingga saat ini.

Aku memiliki perasaan aneh dan spesial terhadap Koga-kun, dan perasaan ini belum pernah kualami sebelumnya.

Sebenarnya, bocah ini sama sekali bukan tipeku.

Tapi entah kenapa, dia sedikit masuk ke dalam kategori "yes", jadi mau bagaimana lagi.

Lagian, dia menarikku ketika aku sudah menyerah terhadap segalanya.

Dan diatas semua itu, jika aku tak mengkategorikanmu sebagai "yes" setelah kau menunjukkan pemandangan indah itu padaku, bukankah itu aneh?

......Itu sangat membuatku kesal.

Tapi, aku tak akan memberitahukanmu apa yang kurasakan.

Itu adalah hal yang terlarang. Bahkan memikirkan hal itu saja sudah dilarang.

Dan aku juga ingin mempertahankan hubungan pertemanan kita berlima, jadi aku akan terus menyembunyikannya.

Itu terdengar seperti kata-kata yang pernah dikatakan oleh seseorang... Ketika aku memikirkan hal itu, aku sedikit tersenyum.

"Oiya Narushima-san, kenapa kau melakukan pekerjaan itu?"

"Sudahlah, sudahlah, itu sudah berlalu. Aku juga sudah berhenti."

"Ah, kau sudah berhenti rupanya. Apa manajernya mengatakan sesuatu?"

Dia bukan manajer, tetapi pemiliknya, dan tentu saja dia mengatakan sesuatu.

Tapi meski begitu, aku menyampaikan maksudku dengan baik.

                         ◇

Sehari setelah kami melihat kembang api bersama-sama.

Di awal sore, aku mengunjungi kafe eden, yang saat itu masih belum buka.

Aku sudah menghubunginya terlebih dahulu, jadi pemiliknya, Masashi sudah menunggu disana.

Masashi sedang meminum wiski sendirian di bar counter.

"Jadi, bisa kau jelaskan apa yang terjadi kemarin?"

"Aku masih kelas 1 SMA, namun aku bekerja di sebuah klub. Jadi teman-temanku datang untuk menghentikanku. Hanya itu saja."

"Yahh, sudahlah. Pokoknya, kau sudahmembuat keributan di tengah-tengah pelanggan, jadi aku tak bisa mempekerjakanmu lagi disini. Aku akan mengenalkanmu ke tempat lain, jadi pergilah kesana."

"Aku menolaknya."

Aku meresponnya dengan datar.

"Tolong jangan menghubungiku lagi. Mulai sekarang, hubunganku dengan Masashi-san adalah orang asing yang tidak saling mengenal."

Aku selalu berlari dan menghilang sebelumnya, namun sekarang tak akan seperti itu.

Aku akan memperjelas semuanya.

"...Yoru-chan, ketika kau dikejar oleh para berandalan di kota, kau kira siapa yang menyelamatkanmu?"

"Itu adalah Masashi-san. Kemudian, aku sangat berterimakasih karena kau telah membawaku. Tapi aku bermaksud untuk membalas kebaikanmu."

"Tch. Kau cukup kuat rupanya."

Masashi menggigit lidahnya lalu menenggak wiskinya.

"Bentuk tubuhmu sangat bagus, dan kau bisa menarik pelanggan. Aku tak bisa melepaskan sumber uang seperti itu begitu saja."

Masashi adalah orang berbahaya yang memiliki koneksi dengan kelompok anti-sosialis, namun bukan itu bagian terburuknya.

Memang benar bahwa dia adalah orang yang menyelamatkanku ketika berandalan di kota mengejarku, kemudian dia membuatku bekerja di klub miliknya meski aku masih kelas 1 SMP, kuyakin ada maksud yang ia sembunyikan.

Aku hanya tak menyukai ketika ada ajakan dari teman-temannya yang menakutkan, namun aku tidak membenci pekerjaan ini karena itu bisa membuatku lebih mengenal musik. Malahan, pekerjaan ini semakin membuatku menyukai musik.

Meski tidak begitu sering, aku pernah beberapa kali membicarakan musik dengan Masashi.

Dan itu berarti, meskipun ini sedikit berbeda, aku memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Masashi.

Namun, aku akan mengakhiri semua itu.

"Laki-laki yang mendekatimu tempo hari itu, dia bersikeras meminta padaku untuk mengenalkanmu padanya meskipun kau masih kelas 1 SMA. Dia adalah pelanggan yang sering mengadakan party pribadi di tempatku, dan jika aku bisa membuatnya ngeseks denganmu sekali, mungkin aku akan mendapat banyak uang darinya. Jadi, meski hanya untuk pekerjaan paruh waktu sementara, aku ingin agar kau memikirkan lagi tawaranku."

"Aku menolaknya."

Aku ingin pergi dari tempat yang gelap ini menuju tempat yang terang, dimana teman-temanku berada.

"Ah, begitu? Kalau begitu, cepat pergi dari hadapanku."

Ketertarikannya padaku menghilang dan ia melambaikan tangannya sambil mengalihkan pandangannya.

Aku sedikit heran karena aku sudah mempersiapkan diriku jika dia menghukumku dengan lebih memaksa. 

...Terima kasih banyak. Lain kali, aku akan datang lagi kesini sebagai pelanggan.

Tanpa mengatakan itu, aku menundukkan kepalaku dan berbalik.

"Ah, satu hal lagi, Yoru."

Sambil meneggak minumannya di bar counter, sepertinya Masashi teringat sesuatu.

"Tentang bocah yang menarik tanganmu kemarin, kurasa aku sedikit keterlaluan padanya, jadi aku berpikir untuk menyelesaikan semuanya. Untuk yang terakhir kali, bisakah kau memberikan kontaknya padaku?"

"──Ahaha."

Aku menghentikan langkahku dan kembali berbalik lalu berjalan ke arah Masashi.

Aku menarik kerahnya dan menunjuknya menggunakan botol wiski yang berada di bar counter.

"Jika kau melakukan sesuatu padanya, aku akan benar-benar membunuhmu."

Masashi memutar bola matanya dan tersenyum.

"Kenapa? Ah rupanya dia pacarmu?"

"Bukan juga sih, tapi dia adalah orang yang penting bagiku."

"Ahaha, begitu rupanya. Laki-laki yang disukai oleh gadis menakutkan sepertimu, entah apa dia bahagia atau sengsara. Yahh, kurasa lebih baik aku tidak ikut-ikutan. Aku tak mau dibunuh olehmu."

"Kalau begitu, terimakasih."

Lalu aku meletakkan botol itu dengan perlahan.

Kemudian aku mengisikan itu ke dalam gelas Masashi untuk yang terakhir kalinya, dan pergi meninggalkan tempat itu.

                         ◇

"Bagaimana, Koga-kun. Enak?"

"Ah, boleh juga kau, kucing oppai besar."

"Ufufu, kuterima pujianmu yang mengerikan itu, dasar kau bocah sialan raja perjaka."

Ketika aku melihat Koga-kun memakan hamburger buatanku, aku merasa senang.

Sungguh, kenapa harus dia?

Dilihat dari manapun, bocah sialan ini sangat jauh berbeda dengan Totchi-niichan.

Terlebih ketika kau melihat ada nasi menempel di pipinya. Benar-benar jauh berbeda.

Tapi, aku mendapat kenangan yang indah.

Ketika aku berada di samping Koga-kun, aku mnikmati waktu yang berjalan sambil menemukan cintaku yang selanjutnya.

Dengan begitu, hubungan kami yang seperti ini bisa berlangsung selamanya.

Hubungan dimana aku bisa mengobrol dan bermain dengan mereka tanpa ragu.

Jika hubungan yang seperti itu terus berlanjut, aku pasti akan sangat bahagia.

"Ah, begitu rupanya. Masakan gadis memang enak. Ufufu."

Aku mengambil nasi yang menempel di pipinya dengan jariku. Hal itu sudah sangat memenuhi hatiku.

"Yahh, simpelnya, itu hanya karena Narushima-san pandai memasak."

"Eh, Koga-kun mengatakan hal seperti itu, itu membuatku senang~"

"Yahh, tapi kurasa masakan Asagiri-san pasti jauh lebih enak."

"Ahaha...──────────────────────────eh?"

Ketika aku mendengar kalimat itu, aku memahaminya dengan jelas.

Wajahku membeku.

"Hm? Ada apa, Narushima-san?"

Benar juga.

Saat ini, Koga-kun menyukai Honoko-chan.

Sekali lagi aku mengingat hal itu, aku dibandingkan dengan masakanku sendiri.

Kemudian, aku melihat sosok monster, jauh di dalam hatiku.

Aku melihat kegelapan yang menakutkan seakan menggulung dan menyelimuti leherku.

Itu adalah monster yang sama seperti yang pernah muncul di mata kakakku.

Nama monster itu adalah──Rasa cemburu.

"Hei, Narushima-san. Ada apa? Apa kau mendengarku?"

Bukankah kau bilang ingin mencari cinta selanjutnya?

Apa yang kukatakan?

Apa aku ingin dia direbut oleh seseorang?

──Aku tak mau. Aku tak bisa membiarkannya.

Tapi, aku tak mau merusak hubungan kami berlima. Aku tak mau menghancurkannya.

Aku sangat mengerti hal itu, tetapi.

"............Aku menyukaimu."

Monster dalam diriku pasti telah membuatku mengatakan kalimat terlarang itu atas kehendaknya sendiri.

"Eh? Apa kau mengatakan sesuatu?"

Beruntungnya Koga-kun sepertinya tidak mendengarnya. 

Aku masih bisa mundur sekarang. Aku masih bisa berbalik, dan menyembyikan perasaan ini dengan baik.

Tapi,

Berkebalikan dengan perasaanku,

Aku berjalan mengitari meja kemudian duduk disamping Koga-kun.

"Ada apa sih? Kenapa juga kau malah kesi───eh?"

Lalu mengalungkan tanganku di lehernya.

Kemudian menempelkan bibirku dengan bibirnya.

"Chuu......mmmm~~"



Aliran manis mejalar ke seluruh tubuhku hingga keluar melalui hidungku.

Benih cinta ini telah tumbuh dengan pesat.

Ah, ini dia.

Inilah hal itu.

Hal yang membuat kakakku yang cerdas menjauhkan seorang laki-laki dari adiknya yang hanya berumur 10 tahun karena keposesifannya.

Hal yang manis, gila, membuatmu candu dan terobsesi hingga membuatmu berpikir bahwa dia adalah segalanya bagimu.

Pada saat ini, tanpa sengaja aku mengerti betapa jahatnya "cinta" yang selama ini kucari.

Kemudian karena aku sangat haus akan hal itu, aku merampas bibir Koga-kun karena keserakahanku.

Aku mendorongnya ke lantai dengan paksa.

Dan akhirnya aku bisa menemukan cinta yang selalu kuhargai dan kukagumi. Dan kemudian aku mengecek bibirku sekali.

"Mmmhhhh.....chuuuuu......mmmmhhh..."

Itu adalah perbuatan tak tahu malu yang tak memperdulikan perasaan orang lain karena keegoisanku.

Aku terlalu munafik, dan itu adalah sifat anak kecil yang kubenci.

"Nnn...puah... Tu-tunggu Narushima-san!"

Tapi, "cinta" yang sebenarnya memang akan membuat seorang wanita menjadi anak kecil yang bodoh.

"Anu, kurasa jika kau menjahiliku seperti ini, itu sudah terlalu kelewatan..."

Saat ini, aku akan menyampaikan keinginanku yang terlarang itu dengan jelas.

"Aku menyukai Koga-kun! dan aku tak mau menyerahkanmu pada Honoko-chan!"

"Haa? Nggak, Narushima-san, bukankah kau membenciku...?"

Ah, ini benar-benar hebat.

Ini lebih indah ketimbang ketika aku memasak sesuatu untukmu.

Padahal aku hanya menyentuhnya dan menempelkan bibirku dengan bibirnya, tetapi perasaan senang ini mengalir di sekujur tubuhku.

"Mmmhh.....chuuuu....aku menyukaimu, aku menyukaimu, aku menyukaimu....!"

Terlebih lagi, perasaan itu semakin membesar ketika aku menciumnya.

"Aku menyukaimu, aku menyukaimu, aku menyukaimu, aku menyukaimu!!"

Aku tak menghiraukan sedikit berontakan dari Koga-kun dan alasanku untuk menahan diri, dan terus menikmati hal manis ini seorang diri.

Sepertinya, rasa hausku akan cinta makin menggila sejak hari itu.

Tapi──apa itu?

Soalnya, aku tak bisa lagi mundur jika aku sudah sampai disini.

Aku bisa memastikannya. Aku tak akan lagi menemukan cinta yang lebih daripada ini.

Dan aku yakin. Tak akan ada lagi laki-laki lain yang kusukai seperti dirinya.

Pandanganku terlalu sempit? Dunia itu luas? Ada banyak laki-laki lain yang lebih baik?

Diamlah.

Ketika aku mencari cinta yang sebenarnya, semua itu hanya akan menjadi omong kosong bagiku.

"Hei, Koga-kun. Jadilah pacarku."

Akhirnya aku melepaskan bibirku dan menatap matanya dari jarak yang sangat dekat.

"Eh, Narushima-san, apa kau sejak tadi masih waras?"

Kewarasanku sudah hilang sejak dulu. Hal itu dan ketenanganku sudah menghilang karena aku menemukan cinta yang sebenarnya.

Sekali lagi, aku mengingat kakakku yang sedarah denganku.

Namun, kami memiliki keputusan yang berbeda.

"Aku berterimakasih pada semuanya, dan aku senang menghabiskan waktu bersama semuanya. Mulai saat inipun, aku janji tak akan merusak hubungan kita berlima. Tapi, meski begitu, aku ingin menjadi pacar Koga-kun!"

"I-itu mustahil... Daripada harus pacaran dengan seseorang di dalam kelompok, aku lebih baik dengan 5 orang yang sekarang."

Aku mendekatkan bibirku ke telinganya dan berbisik pelan.

"Kalau kita melakukannya diam-diam, pasti takkan ada masalah."

Matanya melotot karena terkejut.

"A-apa yang...kau katakan..."

"Hei, Koga-kun, jadilah pacarku dan sembunyikan ini dari semuanya. Kita akan rahasiakan hal ini, oke?"

Tak seperti kakakku, aku akan pacaran dengannya, namun aku tak akan menghilang dari semuanya.

Cinta ini, dan hubungan kami berlima, tak akan ada satupun yang akan kubuang.

Cinta adalah hal yang terpenting, pertemanan adalah hal yang terpenting. Namun, keduanya adalah hal yang terpenting.

Kalau begitu, aku akan mempertahankan keduanya. Itu saja.

"Apa Koga-kun membenciku? Atau menyukaiku?"

"Aku sedang memikirkan hal itu..."

"Kalau begitu, suka saja."

Jika dia tidak membenciku, berarti yang perlu kulakukan hanyalah berusaha. Sesimpel itu aku memikirkannya.

Lagipula, aku tak akan memikirkan laki-laki selain Koga-kun.

"Nggak, nggak. Lagipula....kau serius mangatakan itu?"

"Begini, aku sudah pernah keluar dengan berbagai macam lelaki, dan aku juga pernah bilang kan, kalau aku belum pernah mencium siapapun? Dan kau masih belum mengerti hal ini, apa kau bodoh? Itulah mengapa aku membencimu... Aku sangat menyukaimu."

"Bukan begitu, etto..."

"Tak apa. Kita pasti tak akan ketahuan. Jika kita pacaran diam-diam, tak akan ada yang berubah dari kita berlima. Dan jika Koga-kun menginginkannya, kemudian kita menikah, aku kan merahasiakan itu semua."

"Yang seperti itu sangatlah tidak mungkin! Aku tak akan bisa melakukannya..."

"Kita pasti bisa."

Aku meyakinkannya tanpa bimbang. Aku sangat percaya diri akan hal itu.

"Aku pasti bisa melakukannya. Tidak, tidak ada yang bisa melakukan hal itu selain kita. Kita bisa agar hal ini tak diketahui oleh yang lain, dan tak akan ada yang berubah dari kita berlima. Jadi, ayo kita lakukan. Ayo kita pacaran, dan sembunyikan ini dari yang lain."

...............................................

Di luar apartemen, suara tonggeret mulai bersahutan.

Padahal ini sudah cukup malam, tapi memang ada kondisi tertentu dimana mereka masih bersuara meski di malam hari.

Dan di tengah suara tonggeret yang bersahutan itu, aku mencium Koga-kun sekali lagi.

Aku menciumnya seakan saat itu adalah ruang cinta hanya untuk kami berdua───

Tanpa kebohongan, sebagai bukti besarnya cintaku padanya, perlahan aku mengukirkan ingatan itu.



0

Post a Comment